Tradisi Ziarah Walisongo di Indonesia, Potret Perjuangan Dakwah Sunan Gunung Jati dan Para Wali

6 Juli 2022, 10:45 WIB
Peziarah di depan Lawang Gede Pasujudan Kompleks Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Jawa Barat. Tradisi Ziarah Walisongo di Indonesia, Potret Perjuangan Dakwah Sunan Gunung Jati dan Para Wali. /Dok Kendi Pertula/

PORTAL MAJALENGKA - Ziarah Walisongo menjadi tradisi di Indonesia. Salah satunya ziarah ke makam Wali Allah, Sunan Gunung Jati Cirebon.

Asal usul tradisi ziarah Walisongo di Indonesia tidak lepas dari perjuangan dakwah para wali, termasuk Sunan Gunung Jati, menyebarkan nilai Islam di Nusantara.

Sehingga, tradisi ziarah Walisongo di Indonesia merupakan potret perjuangan dakwah para wali, termasuk di dalamnya Sunan Gunung Jati Cirebon.

Baca Juga: Begini Cara Sunan Gunung Jati Berpolitik, hingga Taklukkan Kerajaan Pajajaran dan Usir Portugis

Berkat perjuangan dakwah Sunan Gunung Jati dan Walisongo lainnya, Islam membumi di Nusantara dengan wajah Rahmatan lil Alamin.

Seperti halnya Walisongo lainnya, selain jalan politik Sunan Gunung Jati juga menekuni bidang pendidikan melalui dakwah menyebarkan ajaran Agama Islam.

Dalam menjalankan dakwahnya, Sunan Gunung Jati dan Walisongo menjadi seorang pendidik hingga ke pelosok desa untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat.

Baca Juga: MAKNA SULUK di Pintu Gerbang Masjid Sang Cipta Rasa Dibangun Para Wali, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga

Nilai Islam yang diperjuangkan Walisongo dengan wajah Rahmatan lil Alamin. Melalui akulturasi budaya dan sikap yang penuh kasih dan sayang.

Karenanya, Islam diterima khalayak masyarakat Nusantara pada saat itu. Hingga nilai-nilai Islam yang dibawa Sunan Gunung Jati dan Walisongo masih lestari hingga saat ini.

Dengan penuh kesabaran, Sunan Gunung Jati dan Walisongo melakukan jelajah dakwah mengunjungi masyarakat dari satu rumah ke rumah lainnnya atau biasa dikenal dengan istilah door-to-door.

Baca Juga: Riwayat Azan Pitu Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon yang Tak Ada di Tempat Lain

Seiring berjalannya waktu, setiap satu bulan sekali murid-murid Sunan Gunung Jati sering datang ke Cirebon. Begitu pun yang terjadi pada Walisongo lainnya.

Kunjungan sang murid, terutama dari luar daerah dilakukan setiap malam Jumat pada awal bulan untuk mendapatkan ceramah keagamaan dari sang sunan.

Kegiatan itu berlangsung selama bertahun-tahun. Jumlah muridnya yang datang terus bertambah banyak hingga membeludak.

Baca Juga: Kisah Gus Dur Dapat Uang Segepok dari Tamu Tionghoa, Tak Disangka Ini yang Terjadi

Hingga pada akhirnya Sunan Gunung Jati pun wafat dan dimakamkan di Cirebon. Para murid pun berinisiatif untuk tetap melanggengkan tradisi tersebut.

Hingga kini mereka rutin datang terutama pada malam Jumat Kliwon. Namun tidak lagi untuk mengikuti dan mendengarkan pengajian tapi untuk berziarah ke makam sang sunan.

Berawal dari kunjungan rutin tersebut akhirnya menjadi tradisi ziarah Walisongo. Sehingga para peziarah bukan hanya mengunjungi makam Sunan Gunung Jati melainkan para wali lainnya.

Baca Juga: Doa Wali Ini Bikin Gaduh Isi Penghuni Langit, Hingga Malaikat Turun Membantunya

Para peziarah datang dari berbagai pelosok di negeri ini. Mereka datang karena berharap berkah dari sang wali yang selama hidupnya mendarmabaktikan untuk kebaikan masyarakat karena Tuhannya.

Seperti diketahui, berkah berarti bertambahnya kebaikan. Mengingat yang diziarahi merupakan seorang mukmin yang membawa kebaikan semasa hidup hingga saat ini menjadi teladan bagi yang masih hidup.

Demikianlah tradisi ziarah Walisongo di Indonesia. Sebuah potret perjuangan dakwah Sunan Gunung Jati dan para wali lainnya menebarkan nilai Islam yang Rahmatan lil Alamin.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler