PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati adalah Sultan pertama yang menjadi Sultan di Kesultanan Cirebon.
Sunan Gunung Jati dalam memimpin Cirebon hingga mencapai masa kejayaan Kesultanan Cirebon.
Sepeninggal Sunan Gunung Jati kesultanan Cirebon diteruskan oleh keturunannya yaitu Panembahan Ratu.
Pada masa pemerintahan Panembahan Ratu inilah terjadi peperangan antara Mataram dengan Kesultanan Cirebon.
Terdapat dalam beberapa naskah kuno terjadinya peperangan yang terjadi antara Mataram dengan Kesultanan Cirebon.
Kerajaan Mataram sangat menginginkan Cirebon untuk tunduk dan takluk terhadap kekuasaan Mataram. Namun hal ini tidak diindahkan oleh kesultanan Cirebon yang menginginkan dijajah oleh kerajaan manapun.
Kesultanan Cirebon tidak mau memberikan upeti kepada kerajaan manapun termasuk Mataram.
Kerajaan Mataram pun memasang satu siasat dengan menikahkan salah satu putri Mataram dengan Panembahan Ratu.
Hal ini dilakukan dengan harapan agar Kesultanan Cirebon mau tunduk kepada Mataram.
Baca Juga: Peringati Harlah ke-62 Tahun, PMII Jadikan 3 Landasan Ini sebagai Pijakan
Namun Panembahan Ratu yang menjadi Sultan Cirebon tetap bersikeras untuk tidak mau tunduk kepada Mataram.
Hal ini membuat Raja Mataram semakin murka, dan mengirim pasukan untuk menyerang kesultanan Cirebon.
Pada penyerangan pertama Mataram mengutus Pangeran Purbaya dengan membawa seribu pasukan perang.
Namun naas Bagi Mataram yang harus kehilangan Pangeran Purbaya yang terbunuh dalam peperangan tersebut.
Kegagalan mengalahkan pasukan Kesultanan Cirebon membuat Raja Mataram semakin murka. Mataram kembali menyerang Cirebon dengan pasukan yang lebih banyak. Peperangan terjadi di Tugu Pangga.
Baca Juga: Rahmat Darmawan Selamatkan Barito Putera dari Zona Degradasi saat Kontra Persib Bandung
Pada penyerangan kedua Raja Mataram mengutus Panglima Perang Sala Tiga. Kembali Mataram alami kekalahan dalam penyerangan ini.
Namun Panglima Sala Tiga tidak terbunuh dan berhasil kembali ke Mataram. Belum puas dengan kekalahan pada Perang kedua, Mataram kembali melancarkan serangan kembali ke Cirebon.
Pasukan yang dibawa Mataram semakin banyak lagi yang dipimpin Panglima Perang Nata Suangga. Peperangan ini terjadi di Losari.
Mengetahui pasukan Mataram yang lebih banyak menyerang, Kesultanan Cirebon meminta bantuan dari Kesultanan Banten.
Dan kembali Kerajaan Mataram harus kembali dengan tertunduk malu karena alami kekalahan dalam perang ketiga ini.
Baca Juga: 172 Lapak Pedagang di Monas Hangus Dilalap Api, Kerugian Ditaksir Capai Rp1,2 Miliar
Setelah tiga kali mengalami kekalahan Kerajaan Mataram akhirnya tidak berani lagi mengusik Kesultanan Cirebon.
Itulah sekelumit kisah Tragedi Peperangan yang terjadi antara Kerajaan Mataram yang menyerang Kesultanan Cirebon.
Disclaimer: Sejarah memiliki versi yang berbeda dalam penuturan kisahnya, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan dengan artikel ini. Wallahu'alam bishowab. *