Kisah Pernikahan Sunan Gunung Jati, Sultan Cirebon dengan Salah Satu Keturunan Raja Majapahit

24 Maret 2022, 12:06 WIB
Kisah Pernikahan Sunan Gunung Jati, Sultan Cirebon dengan Salah Satu Keturunan Raja Majapahit /YouTube Wali Songo

PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati dikisahkan dalam beberapa naskah sejarah bahwa menikahi salah satu keturunan dari Raja Majapahit.

Istri Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu keturunan raja Majapahit ini bernama Nyimas Rara Tepasan.

Kisah pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Rara Tepasan ini memiliki kisah yang berhubungan dengan huru-hara yang terjadi di Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Cariosan Prabu Siliwangi, Kisah Sang Kakek Sunan Gunung Jati, Menikahi Nyi Ambet Kasih Majalengka

Nyimas Rara Tepasan adalah salah satu cucu dari Raja Majapahit, putri dari Ki Gedeng Tepasan.

Kerajaan Majapahit diceritakan terjadi konplik, dengan adanya satu pemberontakan oleh kerajaan bawahan Majapahit sendiri.

Kerajaan Daha Kediri, yang merupakan kerajaan bawahan Majapahit berani melakukan pemberontakan dan hendak menggulingkan kekuasaan.

Baca Juga: Inilah 3 Alasan Sunan Gunung Jati Ingin Memerdekakan Cirebon dari Kerajaan Pajajaran

Dikisahkan bahwa pada tahun 1400 saka, bertepatan dengan tahun 1478 Masehi, bahwa,

Brana Wijaya Giri Whardana, Raja dari kerajaan Daha, Kediri. Melakukan pemberontakkan dan mengkudeta kerajaan Majapahit.

Kala itu Brana Wijaya Giri Whardana melakukan penyerangan ke Ibu kota kerajaan Majapahit yang saat itu berada di Trowulan.

Baca Juga: Mpu Anjani adalah Sosok Pembuat Pusaka Sakti yang dimiliki Kakek dari Sunan Gunung Jati, Keris Prabu Siliwangi

Dari penyerangan tersebut Brana Wijaya Giri Whardana berhasil menggulingkan Bhra Wijaya V dari takhta.

Bukan hanya itu saja, Brana Wijaya Giri Whardana bahkan membunuh Raja Majapahit pada pemberontakan yang ia lakukan.

Berhasil menggulingkan raja Majapahit, Brana Wijaya Giri Whardana kemudian memproklamirkan diri sebagai Raja.

Tidak lama setelah Brana Wijaya Giri Whardana menjadi raja, ia pun memindahkan ibukota kerajaan Majapahit ke Daha, Kediri.

Raden Fatah yang menjadi Bupati Demak, merupakan putra dari Raja Bhra Wijaya V.

Mendengar terjadinya pemberontakan itu Raden Fatah murka, ketika mendengar ayahnya telah terbunuh dalam kudeta itu.

Raden Fatah pun bersumpah akan membalaskan kematian ayahnya, dan akan menghancurkan pasukan Bhrana Wijaya Giri Whardana.

Raden Fatah kemudian memproklamirkan diri bahwa kerajaan Demak melepaskan diri dari kerajaan Majapahit.

Huru-hara yang terjadi di Majapahit terus berlangsung, hinggs membuat rakyatnya banyak yang menderita.

Sebagian besar rakyat Majapahit memutuskan untuk pergi mengungsi untuk mencari daerah yang dirasa aman.

Bukan saja rakyatnya yang pergi mengungsi, bahkan salah satu keluarga kerajaan pun ikut mengungsi dari sana.

Salah satu keturunan Raja Majapahit yang mengungsi adalah Nyimas Rara Tepasan, yang merupakan cucu sang Raja.

Nyimas Rara Tepasan memilih mengungsi ke daerah Tatar Pasundan, dan memilih kesultanan Cirebon untuk pengungsiannya.

Sunan Gunung Jati yang menjadi Sultan Cirebon waktu itu, menyambut baik Kedatangan rombongan dari Majapahit

Kedatangan Nyimas Rara Tepasan diiringi ratusan rakyat Majapahit, dengan membawa kekayaan kerajaan yang diselamatkan Nyimas Rara Tepasan.

Pada tahun 1490 M, akhirnya Nyimas Rara Tepasan dinikahi Sunan Gunung Jati.

Satu tahun setelah menikah yaitu 1491M, Nyimas Rara Tepasan memperoleh keturunan yaitu Ratu Ayu Wanguran.

Dan satu tahun kemudian Nyimas Rara Tepasan kemudian mempunyai putra kembali yaitu Pangeran Muhammad Arifin atau kemudian kelak dikenal dengan julukan Pangeran Pasarean.

Demikianlah kisah pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Rara Tepasan yang merupakan cucu dari Raja Majapahit Prabu Bhra Wijaya V.

Kisah tentang pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Rara Tepasan, dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Bung Fei, Wallahu 'alam bishowab.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Bung Fei

Tags

Terkini

Terpopuler