Hari Valentine, Lahir Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdlatul Ulama

7 Februari 2022, 15:09 WIB
Hadratusyaikh KH Hasyim Asy'ari Pendiri Nahdlatul Ulama dilahirkan 14 Februrai 1871, yang di beberapa belahan dunia diperingatiHari Valentine. /Tangkap Layar YouTube/@katapedia/

PORTAL MAJALENGKA – Tanggal 14 Februari tidak hanya diperingati sebagai Hari Valentine. Tapi, hari paling bersejarah bagi kelangsungan dakwah Islam di Indonesia.

Saat dunia merayakan Hari Valentine pada 14 Februari tahun 1871, di sebuah dusun yang terlelak di Desa Tambakrejo Kecamatan Jombang, Kota Jombang, Jawa Timur lahir seorang manusia yang kelak menjadi pemimpin umat Islam di Indonesia.

2 kilometer dari Kota Jombang, tepatnya di Pondok Pesantren Gedang, pada Hari Valentine tersebut lahir Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau KH Hasyim Asy’ari.

KH Hasyim Asy’ari sudah diketahui banyak orang seantero Indonesia, adalah pendiri organisasi Islam terbesar di dunia yakni Nahdlatul Ulama.

Baca Juga: Mendapat Panggilan Teman atau Kedatangan Tamu Saat Shalat? Apa yang Harus Dilakukan, Begini Solusinya

Melansir dari laman Tebuireng.online karya tulisan Qona’atun Putri Rahayu, KH Hasyim Asy’ari lahir dari pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah.

Garis keturunan dari jalur ayah, KH Hasyim Asy’ari mempunyai silsilah dengan Abdul Halim atau populer dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) hingga Maulana Ishaq bin Ainul Yakin yang populer dengan sebutan Sunan Giri.

Sementara, dari garis keturunan ibu, terdapat silsilah yang merujuk pada Prabu Brawijaya VI.

“Ditilik dari dua silsilah diatas, Kiai Hasyim mewakili dua trah sekaligus, yaitu bangsawan Jawa dan elit agama (Islam),” tulis Qona’atun Putri Rahayu, dikutip Senin 7 Februari 2022.

Baca Juga: Hari Valentine, Alexander Graham Bell Mengajukan Hak Paten Telepon

Sejak kecil, KH Hasyim Asy’ari hidup dalam lingkungan pesantren tradisional yang kental. Sebab, ayahnya Kiyai Asy’ari adalah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Keras Jombang.

Sementara, kakeknya Kiai Usman ayah dari ibu KH Hasyim Asy’ari juga dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Gedang.

Begitu juga dengan kakek ibunya KH Hasyim Asy’ari, Halimah, yakni Kiai Sihah yang notabene pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tambak Beras, Jombang.

“Saat usia 5 tahun, KH Hasyim Asy’ari pindah dari Pondok Pesantren Gedang Desa Tambakrejo ke Desa Keras. Beliau mengikuti ayah dan ibunya membangun Pondok Pesantren baru,” lanjut Qona’atun dalam tulisannya.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Bertema Valentine yang Cocok Ditonton Bersama Pasangan

Saat beranjak aqil baligh atau tepatnya di usia 15 tahun, KH Hasyim Asy’ari mulai berkelana dari pesantren ke pesantren untuk mencari ilmu.

KH Hasyim Asy’ari adalah seorang tokoh yang haus akan pengetahuan agama Islam. Awalnya beliau belajar di pesantren Wonokoyo (Probolinggo).

Kemudian, pindah ke Pondok Pesantren Langitan (Tuban). Lanjut lagi ke Pondok Pesantren Tenggilis (Surabaya).

Tak berhenti disitu, kemudian berpindah ke Pondok Pesantren Kademangan (Bangkalan), yang saat itu diasuh Kiai Kholil.

Baca Juga: Sirkuit Mandalika Siap Songsong Pagelaran MotoGP 2022, Cek Harga Tiketnya Sekarang

Setelah dari pesantren Kiai Kholil, Kiai Hasyim melanjutkan ke pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo) yang diasuh Kiai Ya’kub.

Atas nasihat Kiai Ya’kub, KH Hasyim Asy’ari akhirnya meninggalkan tanah air untuk berguru pada ulama-ulama terkenal di Mekah sambil menunaikan ibadah haji.

Di Mekah, Kiai Hasyim berguru pada syaikh Ahmad Amin al-Attar, Sayyid Sultan bin  Hashim, Sayyid Ahmad bin Hasan al-Attas, Syaikh Sa’id al-Yamani.

Kemudian, Sayyid Alawi bin Ahmad al-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Abdullah al-Zawawi, Syaikh Salih Bafadal, dan Syaikh Sultan Hasim Dagastana.

Lalu, Syaikh Shuayb bin Abd al-Rahman, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Rahmatullah, Sayyid Alwi al-Saqqaf, Sayyid Abu Bakr Shata al-Dimyati, dan Sayyid Husayn al-Habshi yang saat itu menjadi mufti di Makkah.

Baca Juga: Savefrom: Link dan Gratis Download Video Lagu Imlek 2022 Nick Chung dan Stella Chung

Selain itu, Kiai Hasyim juga menimba pengetahuan dari Syaikh Ahmad Khatib Minangkabawi, Syaikh Nawawi Al-Bantani, dan Syaikh Mahfuz Al-Tirmisi.

Tiga nama yang disebut terakhir (Khatib, Nawawi dan Mahfuz) adalah guru besar yang memberikan pengaruh cukup signifikan dalam pembentukan karakter intelektual KH Hasyim Asy’ari.

Hingga akhirnya, beliau pulang ke Indonesia (Hindia-Belanda saat itu) dan mendirikan organisasi Nadlatul Ulama didirikan pada 31 Januari 1926 di Kota Surabaya. *

 

Sumber:

 

 

Editor: Ayi Abdullah

Tags

Terkini

Terpopuler