Memahami Perilaku dan Informasi yang Tepat untuk Mencegah Penularan COVID-19

- 4 November 2020, 20:37 WIB
Dialog Produktif, Rabu 4 November 2020
Dialog Produktif, Rabu 4 November 2020 /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Andra Adyatama

Kemudian perilaku masyarakat terkait 3M secara nyata di lapangan menunjukkan bahwa 31,5% dari seluruh responden melakukan seluruh perilaku 3M secara disiplin.

Sementara 36% dari total jumlah responden melakukan dua dari perilaku 3M. Sementara 23,2% melakukan 1 dari perilaku 3M.

Baca Juga: 'Guar Bumi' Adat Tradisi yang Masih dijunjung Masyarakat Desa Pilangsari Jatitujuh

Hanya 9,3% dari responden yang tidak melakukan kepatuhan terhadap 3M sama sekali.

“Apabila kita analisa secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Khusus untuk jaga jarak, ternyata didapatkan adanya aspek norma sosial yang berperan di sini seperti, merasa tidak enak  menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya, atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak,” terang Risang Rimbatmaja, Konsultan UNICEF.

Selanjutnya, konsep kesalahan persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Komunitas Muslim Majalengka Boikot Produk dan Pemikiran Dari Prancis

“Yang tidak kalah menonjol adalah salah persepsi, saya sehat atau orang lain sehat kenapa harus jaga jarak? Kelihatannya konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) masih belum betul-betul berada di benak masyarakat,” jelas Risang Rimbatmaja.

Perlu bagi masyarakat luas mengetahui konsep OTG, karena masyarakat menjadi merasa tidak perlu menjaga jarak.

Apabila masyarakat mengetahui lebih jauh lagi soal cara penularan COVID-19, diyakini bahwa masyarakat akan melakukan pencegahan lebih disiplin lagi.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah