Ridwan Kamil Sebut 30.225 Kasus Covid-19 di Jawa Barat, 40 Persennya Data Lama

30 April 2021, 04:15 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengajak masyarakat untuk jaga tren penurunan Covid-19 dengan tidak mudik Lebaran 2021. /Dok Humas Jabar

PORTAL MAJALENGKA - Beberapa waktu lalu pemerintah pusat mencatat kasus Covid-19 di Jawa Barat saat ini sebanyak 30.225 kasus. Tapi angka tersebut 40 persennya merupakan kasus atau bdata lama.

Terkait kasus Covid-19 di Jawa Barat tersebut disampaikan Gubernur Ridwan Kamil dalam rapat koordinasi (rakor) antara gubernur bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Kepala BNPB Doni Monardo secara virtual dari Pendopo Bupati Cirebon pada Kamis, 29 April 2021.

Menurut Ridwan Kamil, kasus Covid-19 di Jawa Barat mengalami tren penurunan cukup signifikan.

Baca Juga: Bikin Heboh Warga Saja, Berita Babi Ngepet yang Ditangkap di Depok Ternyata Rekayasa

"Sekarang 30.225, tapi 40 persennya kasus lama. Jadi sebenarnya kurang lebih 19.000 yang ada di catatan kami," kata pejabat yang akrab disapa Kang Emil tersebut.

Emil juga menyebutkan, angka kesembuhan di Jawa Barat pun tinggi di angka 87,7 persen. Kemudian angka kematian 1,3 persen lebih baik dari angka rata-rata nasional.

Sementara tingkat keterisian rumah sakit oleh pasien Covid-19 grafiknya terus menurun. Sempat menyentuh angka 80 persen di awal tahun 2021, lalu turun ke 50 persen di bulan Maret.

Baca Juga: KPK Geledah Ruang Kerja Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, Sita Berbagai Dokumen

"Kini keterisian rumah sakit di seluruh Jabar tinggal 43,8 persen," sebutnya.

Karena itu Ridwan Kamil meminta masyarakat dan seluruh stakeholders untuk tetap menjaga tren penurunan kasus Covid-19 di Jabar. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan terutama di area transportasi jelang Idul Fitri 1442 H/2021.

Baca Juga: Jalur Puncak-Cianjur Lumpuh Akibat Longsor di Desa Ciloto

Upaya mutlak yang wajib dilakukan masyarakat agar tren penurunan kasus Covid-19 dipertahankan adalah dengan tidak pulang kampung saat Lebaran. Jika memaksa, tsunami Covid-19 di India sangat berpotensi terjadi di Indonesia bila warganya lengah dan mengendurkan kedisiplinan.

"Kami ingin tren (penurunan Covid-19) ini dijaga. Semoga dengan melakukan koordinasi hari ini khususnya kewaspadaan dan pelarangan mudik, tren yang baik ini bisa kita terus pertahankan," katanya.

Agar tidak terjadi kebocoran pemudik, Pemda Provinsi Jabar, pemkab dan pemkot se-Jawa Barat bersama TNI/Polri telah menyekat 120 titik di pintu-pintu masuk wilayah. Termasuk di jalur tikus yang menjadi incaran pemudik nakal.

Baca Juga: Diikuti Ratusan Jamaah, Begini Suasana Shalat Tarawih di RSDC Wisma Atlet Kemayoran

"120 titik kami sekat termasuk jalan tikus juga dijaga dan razia. Karena Jabar punya aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya. Bila mudik tetap dilakukan, yang paling rawan tertular Covid-19 adalah para lansia di kampung halaman," ujarnya.

Gubernur menuturkan, saat ini sosialisasi, edukasi, dan strategi komunikasi sedang dijalankan melalui berbagai saluran media untuk menanamkan kesadaran masyarakat tidak mudik Lebaran.

"Namun apabila sampai ada pemudik yang sampai lolos melewati sekat dan sampai ke kampung halamannya, saya minta posko RT, RW, kelurahan maupun desa memberlakukan karantina selama lima hari," kata Emil menekankan.

Baca Juga: Selamat, Ustadz Abdul Somad Resmi Nikahi Fatimah Azzahra

Dengan demikian, fasilitas rumah isolasi harus benar-benar siap. Ia menekankan ke camat untuk disampaikan lagi ke kepala desa.

"Pastikan kalaupun ada pemudik yang bocor, tolong fasilitasi karantina lima hari. Apakah itu di SD, rumah warga atau rumah angker sekalipun," tuturnya.

Ridwan Kamil juga menegaskan, khusus kabupaten dan kota yang memiliki pantai agar waspada pasca lebaran tempat wisata laut. Karena akan menjadi incaran masyarakat yang sudah menahan keinginan berlibur usai Ramadan.

Baca Juga: Lakukan Penyekatan di 12 Titik, Polres Garut Paksa Puluhan Kendaraan Putar Balik

"Khusus yang wilayahnya punya pantai apalagi agar diketatkan pengendalian wisatawan. Karena berpotensi penularan bila berkerumun," tegasnya.***

 

Editor: Husain Ali

Sumber: Humas Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler