Dikutip Portal Majalengka dari Pikiran-Rakyat.com melalui TRT News, Abdulkadir seorang warga setempat yang berusia 38 tahun, mengaku hanya minum teh dan makan roti kering.
Dia mengatakan bahwa dirinya tidak punya uang untuk pergi ke rumah sakit.
Baca Juga: Resep Masakan Ayam Geprek Sambal Ijo, Lezat Cocok Dijadikan Usaha Kecil-kecilan
“Saya pergi ke rumah sakit untuk menjual salah satu ginjal saya seharga $ 1.457 (atau sekira Rp21 juta). Para dokter mengatakan kepada saya bahwa jika saya menjalani operasi dan ginjal saya diangkat, saya akan mati,” ucapnya.
Akan tetapi Abdulkadir tetap ingin menjual ginjalnya. Karena situasi ekonomi yang sangat buruk, ia pun mengaku siap untuk menjual salah satu anaknya seharga $1.457.
Karena dengan cara itu, ia beranggapan dapat menyelamatkan anggota keluarganya yang lain.
Dengan kondisi yang sulit itu, warga sekitar mengeluhkan minimnya lapangan pekerjaan. Bahkan, beberapa remaja dan orang dewasa terpaksa mengemis di pusat kota dan mengumpulkan plastik serta kertas dari tempat sampah.
Baca Juga: Resep Masakan Ayam Geprek Sambal Ijo, Lezat Cocok Dijadikan Usaha Kecil-kecilan
Sementara itu, untuk menyambung hidupnya, perempuan setempat juga memintal benang dari wol yang dibawa pedagang. Dari hasil itu paling tidak bisa mendapatkan maksimal sekitar $0,50-$1,00 atau sekira Rp7.000-Rp14.000 per hari.
Maraknya penduduk yang rela menjual ginjalnya, mengakibatkan mereka untuk tidak melakukan pekerjaan fisik yang berat.
Hal itu diungkapkan oleh Gulbuddin. Ia mengaku saat ini tidak dapat melakukan pekerjaan fisik karena telah menjual salah satu ginjalnya.