Pendidikan; Bukan Me-Yatim-Piatu-kan Anak dan Me-monster-kannya

- 19 Oktober 2020, 07:28 WIB
Dr H Masduki Duryat MPdI
Dr H Masduki Duryat MPdI /

Baca Juga: Ternyata, Mertua Luhut Binsar Pandjaitan Adalah Menteri di Era Presiden Soekarno

Fenomena maraknya para pejabat yang korup menjaid tontonan yang kian hari kian menjangkit. Pentingnya sekali pendidikan karakter ditanamankan sejak dini.

Pendidikan yang berimpilimntasi pada nilai-nilai budaya dan nilai karakter yang memang sudah harus diterapkan sejak dini. Anak-anak tak perlu lagi dijelajali segala macam hafalan dan teori tanpa nilai, hingga akhirnya kosong.

Pendidikan harus terdesain dalam aspek formal di sekolah-sekolah, terealisasikan dalam aspek non formal dalam masyarakat, dan berbasiskan pada pendidikan nilai dari dalam  keluarga (informal). Keluarga sebagai institusi dasar pendidikan keberadaannya harus terus-menerus dikuatkan agar dapat menjadi mitra aspek pendidikan formal dan non formal secara efektif dan efisien di lapangan.

Baca Juga: Mengenal Puan Maharani dan Karirnya dari Mulai Menteri Hingga Jadi Ketua DPR RI

Perlu kurikulum terintegrasi pendidikan formal, non formal, dan informal untuk capaian tujuan pendidikan yang lebih terarah, terukur, dan terencana secara optimal.

Pendidikan bukan me-Monster-kan Anak

Mahluk macam apakah monster itu? Inilah mahluk yang dikhawatirkan muncul dari proses pendidikan yang selama ini kita laksanakan.

Monster adalah sesosok mahluk ganas, hitam, bergigi tajam, bermata merah dan nanar, berambut gimbal awut-awutan, dan akan melumat siapa saja yang akan menghalangi keinginan dan cita-citanya. Masa iya pendidikan menghasilkan mahluk sejenis itu? Jawabannya, kenapa tidak?

Baca Juga: Maman Imanulhaq: Kader PKB Harus Miliki Komitmen Program Lingkungan yang Sehat

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah