Hari anak perempuan sedunia ini berfokus mengatasi tantangan yang dihadapi anak perempuan, dan mempromosikan pemberdayaan anak perempuan serta pemenuhan hak anak perempuan di seluruh dunia.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Keras untuk Predator Seks Asal Bandung: Hukum Mati Lah Ribet Amat!
Mengapa Ada Peringatan Hari Anak Perempuan?
Dalam hal ini anak perempuan merupakan orang yang rentan menjadi korban kekerasan.
Berdasarkan data CATAHU Komnas Perempuan, dalam kurun waktu 12 tahun, kekerasan terhadap perempuan meningkat sebanyak 792 persen atau hampir delapan kali lipat.
Sedangkan Kekerasan Terhadap Anak Perempuan (KTAP) melonjak 2.341 kasus pada 2020, melonjak dari tahun sebelumnya sekitar 65 persen. Angka-angka tersebut menunjukkan kehidupan anak perempuan Indonesia tidak aman.
Selain itu anak perempuan juga rentan menjadi korban perkawinan anak.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam Peluncuran Program AyoKursus, Rabu, 22 September 2021 mengatakan banyak anak yang putus sekolah akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Total Korban Predator Seks di Bandung 21 Santriwati, Rata-rata Berusia 13 Tahun
Dia menyebut kelompok siswa yang paling rentan putus sekolah adalah anak perempuan.