Waspada Ancaman Disintegrasi Bangsa, Tetap Jaga Persatuan dan Kesatuan

- 2 Desember 2020, 09:17 WIB
M Abduh Nugraha
M Abduh Nugraha /

Era kebangkitan nasional dengan tumbuhnya wawasan nusantara dan jiwa kebangsaan yang digagas para founding father seperti Budi Utomo, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Ashari dengan hizbul wathon minal iman, HOS Tjokroaminoto, Soekarno, Mohamad Hatta, dan berbagai tokoh lainnya serta lahirnya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dengan Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa yaitu Bahasa Persatuan Indonesia yang digagas para Pemuda Pemudi mulai dari Jong Sumatera, Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon dan lain-lain memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan yang akhirnya melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Gara-gara Email, Bagus Kahfi Gagal Bergabung dengan Tim Liga Belanda

Di usia 75 tahun kemerdekaan Indonesia atau Nusantara ini tidak lepas dari rongrongan dan intervensi kekuatan Asing yang ingin mengusai kekayaan sumber daya alam Nusantara yang melimpah baik secara langsung terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi dengan menggunakan pion atau proxy nya di dalam negeri terutama menggunakan Isu SARA yang sangat sensitif di negeri ini.

Sejarah mencatat lepasnya Timor Timur, gerakan Separatis di Aceh, gerakan separatis di Papua mereka mempunyai kantor perwakilan di Luar Negeri dan ini membuktikan secara langsung dukungan asing terhadap organisasi tersebut.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Mulai Januari 2021 Bukan Wajib

Yang paling bahaya justru intervensi Asing yang secara sembunyi-sembunyi dengan memainkan pionnya di dalam negeri dengan memainkan isu SARA, menyebar hoax dan propaganda di media sosial, mengadu domba antar golongan yang kita sendiri sampai tidak sadar kalau mereka adalah saudara sebangsa kita.

Ini yang bahaya, apalagi sudah mulai terjadi gesekan, di media sosial kita sangat sering melihat ejekan-ejekan provokatif, meme-meme provokatif bukan hanya sesama anak bangsa bahkan hinaan kepada Pemimpin, tokoh agama, tokoh masyarakat pun sudah ada yang berani terang-terangan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Doakan Anies Baswedan Cepat Sembuh

Dimana budi pekerti bangsa ini yang terkenal sopan santun, ramah tamah, tenggang rasa, tepo seliro seolah-olah hilang oleh kepentingan politik dan golongan yang ironisnya tidak hanya terjadi saat Pemilu tapi pasca Pemilu juga jurang ancaman disintegrasi bangsa ini semakin dalam.

Semua tokoh bangsa, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga ketua RW dan Ketua RT perlu duduk bersama untuk mencari solusi ancaman disintegrasi bangsa ini.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah