Sementara itu Camat Jatitujuh, Ikin Asikin menilai, ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedekah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu.
“Ini sebagai bentuk rasa syukur dan menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu dipisahkan dari adat istiadat dan kebudayaan,” tuturnya.
Baca Juga: Sambut Kabar Kepulangan Habib Rizieq, Yusuf Mansur Mengaku kagum
Bukan hanya itu, ritual adat seperti guar bumi atau sedekah bumi bisa menjadi aset wisata yang layak dijual ke wisatawan terutama asing.
“Dampak dari BIJB, ritual adat seperti ini sangat menarik bagi wisatawan asing, tinggal bagaimana mempromosikannya kepada mereka. Majalengka punya banyak aset wisata yang potensial tinggal kemauan kita untuk mengelolannya,” katanya.
Ditambahkan dia, ritual sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas masyarakat ini merupakan salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan.
Baca Juga: Anggota TNI Dipecat Karena Kasus Asusila
Bahkan, menurut cerita dari nenek moyang terdahulu, tanah itu merupakan pahlawan yang sangat besar bagi kehidupan manusia di muka bumi. Maka dari itu tanah harus diberi penghargaan yang layak dan besar.
“Ritual sedekah bumi inilah yang menurut mereka sebagai salah satu simbol paling dominan bagi para petani untuk menunjukkan rasa cinta kasih sayang dan sebagai penghargaan manusia atas karunia Allah yaitu bumi yang telah memberi kehidupan bagi manusia,” paparnya.***