KENAPA Pilkades di Cirebon Jauh Lebih Panas dari Pilkada dan Pilpres?

- 21 Juni 2023, 19:39 WIB
Ilustrasi. KENAPA Pilkades di Cirebon Jauh Lebih Panas dari Pilkada dan Pilpres?
Ilustrasi. KENAPA Pilkades di Cirebon Jauh Lebih Panas dari Pilkada dan Pilpres? /IniPurworej.com/Sudarno Ahmad Nashori

PORTAL MAJALENGKA - Pemilihan kepala desa (pilkades) merupakan salah satu bentuk pesta demokrasi semacam pemilu tingkat desa. Kegiatan ini biasa dilaksanakan setiap 6 tahun sekali.

Pilkades adalah ajang kompetisi politik terbawah, disini masyarakat menentukan siapa yang bakal menjadi pemimpin desanya selama 6 tahun ke depan.

Istilah Pilkades di wilayah Kabupaten Cirebon lebih dikenal dengan istilah pemilihan kuwu atau pilwu.

Baca Juga: Pilkades Serentak 2023 Kabupaten Kuningan Bakal Digelar 6 Agustus, Berikut Ini Penjelasan Tahapannya

Bupati Cirebon, Imron Rosyadi mengatakan, pemilihan kuwu di wilayahnya kerap berlangsung tegang bahkan panas hingga berpotensi dapat menimbulkan perselisihan.

Oleh karena itu, ia sangat berharap kepada semua pihak yang terkait penting untuk melakukan kolaborasi terpadu demi suksesnya Pilwu atau Pilkades Serentak tahun ini.

"Pemilihan kuwu (kades) di wilayah kami selalu berlangsung panas, melebihi pilpres maupun pileg. Namun kami yakin situasi itu bisa diatasi dengan kolaborasi yang sudah kita bangun," kata Imron di Cirebon, Senin, 5 Juni 2023.

Baca Juga: Kembali Beredar Kabar Demo Pesantren Al Zaytun, Kini Jumlahnya Semakin Banyak

Hal tersebut Bupati sampaikan saat menghadiri silaturahmi bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Cirebon, Ulama, FKUB, KPU, Bawaslu, dan PWI di Mapolresta Cirebon, Sumber, Kabupaten Cirebon.

Pengamatan Poral Majalengka, memang pada kenyataannya banyak dirasakan masyarakat, diibanding pemilihan kepala daerah (Pilkada) ataupun pemilihan Presiden (Pilpres) dalam pelaksanaannya suhu politik Pilkades khususnya di wilayah Kabupaten Cirebon jauh lebih panas dan rawan intrik.

Beberapa faktor yang mempebgaruhi suhu politik Pilkades tinggi adalah tingkat fanatisme para pendukung calon yang sangat tinggi.

Baca Juga: Wapres KH Ma’ruf Amin Perintahkan Menko Polhukam dan Menag Tindak Cepat soal Al Zaytun

Jauh hari bahkan dua tiga bulan sebelum pelaksanaan pelaksanaan Pilkades digelar. Kondisi persaingan antar kubu sudah terasa panas.

Masyarakat sudah berkelompok sesuai pilihan yang mereka usung. Antar individu sudah saling curiga, lebih-lebih para tim suksesnya.

Bahkan saking panasnya suhu pilkades ini, persaingan tidak cukup dengan orang lain, kadang dengan keluarga baik saudara, anak ataupun istri bisa timbul perselisihan.

Kerukunan hidup yang menjadi ciri khas masyarakat desa di Kabupaten Cirebon seketika buyar, apalagi ketika semakin mendekatnya hari pelaksanaan pemungutan suara.

Umumnya di masa pemilihan kepala desa ini, seorang calon bersama tim suksesnya akan blusukan mendekati warganya.

Mereka coba melakukan berbagai bentuk sosialisasi ke warganya. Ada yang dengan ikut jamaah pengajian rutin atau perkumpulan rutin warga lainnya seperti kegiatan yasinan, kelompok tani atau pemuda dan lainnya

Dalam hal ini baik calon ataupun para timses bakal ikut nimbrung di tiap kegiatan atau acara tersebut untuk meminta doa restu dan juga dukungan. Selain itu ada pula yang gerilya menemui warga per rumah.

Selain fanatisme pendukung yang tinggi faktor pemicu tingginya suhui pilkades di Kabupaten Cirebon tak lepas dari money politik, meski dibalut dengan berbagai istilah baik 'sedekah politik' ataupun lainnya. Intinya mereka mencoba menyuap untuk mendapatkan suara pemilih.

Dalam hal ini money politik ini tidak hanya dilakukan pihak calon melalui timsesnya saja, para penjudi juga ikut berperan sehingga mendorong suhu Pilkades semakin panas.****

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah