Sejarah Pandemi Penyakit di Cirebon, Pemerintah Kolonial Abai Kesehatan Warga, Malaria Jadi Wabah Regional

- 24 Maret 2022, 14:25 WIB
Sejarah Pandemi di Cirebon, Pemerintah Kolonial Abaik Kesehatan Masyarakat, Malaria Jadi Wabah Regional
Sejarah Pandemi di Cirebon, Pemerintah Kolonial Abaik Kesehatan Masyarakat, Malaria Jadi Wabah Regional /SS YouTube Melawan Lupa Metrotv

Malaria di Karangkendal dalam catatan sejarah telah menelan 417 jiwa dalam waktu sekitar 17 sampai dengan 34 minggu.

"Sementara, di Pegagan ada 299 korban meninggal dunia akibat malaria dalam waktu 16 sampai dengan 36 Minggu," kutip buku tersebut dari jurnal ilmiah Jurusan Sejarah UGM Lembar Sejarah Volume 1-2 berjudul "Epidemi di Afdelling Bali Selatan 1933-1936" Karya Uddin Baha.

Baca Juga: Inalillahi, Warga Ligung Majalengka Digegerkan 'Makam Tak Bertuan' di Tengah Jalan Gang Desa

Kemudian, seorang dokter dari Jerman, dr Scholl yang selama ini berdinas di Cilacap ditugaskan oleh Batavia untuk memberantas penyakit malaria di Jawa Barat.

"Dokter Scholl dibantu dr Swellengrebel seorang zoologi mempelajari nyamuk malaria dan meneliti limpa para penderita," kutip dari surat kabar De Preanger Bode edisi 5 Mei 1917 dengan judul artikel Malaria uitbarsting.

Dalam pandangan dokter Scholl, selain kualitas lingkungan yang buruk, kekurangan gizi dan kualitas air yang tidak layak konsumsi.

Juga faktor kebijakan pemerintah kolonial yang lebih memprioritaskan ekonomi, sehingga abai terhadap kebijakan kesehatan masyarakat, menjadi penyebab utama pandemi malaria di Cirebon.

"Dengan kebijakan itu, penduduk dikenai wajib pajak yang tinggi dari penghasilan pekerjaannya. Sehingga, mereka bekerja tanpa batas waktu dan memikirkan kesehatannya."

Pada tahun 1925 ilmuan Eropa Prof Rodenwalt berkunjung ke Cirebon dan merasa aneh dengan kondisi lingkungan yang kotor dan menjadi sarang nyamuk malaria.

Sebab, dia mengenal lingkungan Cirebon hanya melalui laporan ilmiah yang sampai ke Belanda dan memandangnya sebagai gejala penyakit biasa.

Halaman:

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Wabah Penyakit dan Penanganannya di Cirebon 1906-140


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah