Gubernur Jendral William Deandels Penyebab Dicabutnya Kekuasan Politik Raja-Raja Cirebon

- 10 Februari 2022, 06:30 WIB
Patung Pangeran Kornel bersalaman memakai tangan kiri dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman William Daendels di Jalan Cadaspangeran, Sumedang, Jawa Barat.
Patung Pangeran Kornel bersalaman memakai tangan kiri dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman William Daendels di Jalan Cadaspangeran, Sumedang, Jawa Barat. /Pikiran Rakyat/Adang Jukardi/

Selain itu peraturan itu melegesikan bahwa kekuasaan politik para Sultan di Cirebon telah dicabut, sehingga Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirbonan tidak lagi memiliki kekuasaan dan kedudukan mereka diubah oleh Kolonial menjadi pegawai Pemerintah.

Tidak selesai sampai disitu peraturan itu merubah Cirebon menjadi dua wilayah, Cirebon bagian utara dinamakan wilayah Kesultanan Cirebon yang meliputi daerah Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Gebang.

Baca Juga: Spoiler Drama Squid Game Season 2 dan 3, Begini Kata Sutradara dan Pihak Netflix

Sedangkan daerah Cirebon Selatan dinamakan Tanah Priangan Cirebon atau dalam bahasa Belanda Cheribonesche Preanger Landen, meliputi daerah Limbangan, Sukapura dan Galuh.

Masih ditahun yang sama pada tanggal 13 Maret 1809 Kesultanan terbagi batas tiga wilayah yang dikepalai oleh Sultan yang kedudukannya sederajat dengan Bupati, ketiga daerah btersebut meliputi Kuningan-Cirebon, Indramayu dan Majalengka.

Satu tahun kemudian pada tanggal 20 Juni 1810 William Deandels menghapus Prefektur Priangan-Cirebon.

Baca Juga: Ingin Nonton MotoGP Mandalika Secara Langsung? Simak Aturan dan Syarat Berikut

Sebagian wilayahnya digabungkan Ke Batavia menjadi Landdoratambt der Jacatrasche en Preanger Bobenladen sedangkan Galuh dipinjamkan kepada Sultan Mataram karena dianggap kurang berarti untuk penanaman Kopi.

Ditahun berikutnya terjadi perubahan lagi ketika Karesidenan Krawang dibentuk pada 2 Maret 1911.

Perubahan tersebut mengakibatkan Kesultanan Cirebon Kehilangan daerah Kandanghaur dan Indramayu karna daerah tersebut dileburkan ke dalam Karesidenan Karawang. (P. Boomgard dan A. J Gooszen dalam Nugraha, 2005, hlm. 5).

Halaman:

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Karya Leonardo Blues, 1980 Buku Karya Bernard Doorleans, 2006


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah