Pelabuhan Muara Jati, Salah Satu Peninggalan Sejarah Masa Kepemimpinan Sunan Gunung Jati

22 Mei 2022, 17:17 WIB
ILUSTRASI pelabuhan Muara Jati, peninggalan sejarah masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati. /Tangkapan layar YouTube Bung Fei

PORTAL MAJALENGKA -  Pelabuhan Muara Jati atau pelabuhan Cirebon di Kota Cirebon merupakan salah satu peninggalan sejarah Wali Songo, lebih tepatnya peninggalan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Seperti catatan sejarah yang ditulis Mahrus El Mawa dalam jurnal JUMANTARA yang diunggah perpusnas.go.id, peninggalan Sunan Gunung Jati berupa pelabuhan Muara Jati pernah menjadi bagian dari jalur sutera perdagangan dunia internasional.

Pelabuhan Cirebon atau pelabuhan Muara Jati peninggalan Sunan Gunung Jati diduga berdiri seiring dengan kelahiran Cirebon pada tahun 1371.

Baca Juga: Takluknya Kerajaan Galuh, Indramayu dan Talaga Manggung kepada Cirebon di Bawah Pimpinan Sunan Gunung Jati

Sebagai kota pantai, Cirebon merupakan pusat perdagangan untuk daerah sekitarnya. Selain itu, kota Cirebon juga menjadi kota pelabuhan alternatif terpenting di pantai utara Jawa setelah Jakarta dan Semarang.

Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan yang memiliki peran strategis dalam hal perdagangan sejak masa Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati masih berkuasa.

Kapal-kapal asing yang mengangkut barang-barang niaga dari dan ke luar negara pernah meramaikan pelabuhan Cirebon ini.

Pemandangan itu masih dapat ditemui hingga saat ini. Pada sore hari dapat disaksikan puluhan kapal besar tengah bersandar di dermaga.

Baca Juga: SEA Games 2022, Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia, Tanpa Egy Maulana Vikri Garuda Tampil Luar Biasa

Perkembangan pelabuhan paling pesat terjadi pada abad ke-19, bersamaan dengan berlangsungnya era kolonialisme Portugis dan Belanda.

Menurut Singgih Tri Sulistiono, penyebaran Islam ke daerah Babadan, Kuningan (selatan Cirebon), Indramayu, dan Karawang terjadi dengan damai dan tanpa kekerasan.

Sehingga fenomena ini bisa ditafsirkan sebagai upaya Cirebon memperkuat posisinya di bidang perdagangan dan pelayaran, dengan cara menguasai daerah pedalaman yang menjadi sumber penghasil komoditas perdagangan seperti beras dan kayu sekaligus tempat mensuplai barang-barang dari luar.

Lebih-lebih pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (1479-1568) yang lebih kurang berusia satu abad, kota pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon sudah lebih banyak penduduknya dan lebih ramai.

Baca Juga: Sejarah Pandemi Wabah Kolera di Cirebon, Menyebar dari Pelabuhan hingga Ciledug

Saat ini pelabuhan Cirebon berstatus pelabuhan internasional, pelabuhan samudera dan pelabuhan ekspor impor, yang berarti bahwa pelabuhan Cirebon terbuka bagi kegiatan bongkar muat barang dari dan ke luar negeri atau barang ekspor dan impor.

Selain itu, pelabuhan Muara Jati atau pelabuhan Cirebon ini juga dikelola oleh BUMN yang keberadaannya dibawah manajemen PT (Persero).

Bukan hanya itu, ternyata pelabuhan Cirebon inilah salah satu sumber ekonomi terbesar Keraton Cirebon sehingga pihak keraton dapat memenuhi kehidupan masyarakatnya.

Baca Juga: KKN di Desa Penari Kalah Seram! INILAH Ringkasan Cerita Sewu Dino: Sri dan Erna Dijadikan Tumbal?

Tidak berlebihan bila dikatakan jika pelabuhan tersebut kurang dimanfaatkan, maka kejayaan Cirebon juga sudah mulai tenggelam. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: perpusnas.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler