Direktur Ma'had Aly Kebon Jambu al-Islamy Marzuki Wahid: Buka Dialog antar Agama Jadi Keunggulan ISIF

14 Juni 2021, 07:10 WIB
Direktur Ma'had Aly Kebon Jambu al-Islamy KH. Marzuki Wahid, MA /

PORTAL MAJALENGKA- Direktur Ma'had Aly Kebon Jambu al-Islamy KH. Marzuki Wahid, MA mengatakan bahwa ISIF adalah salah perguruan tinggi yang mampu membuka dialog antar agama. Dan hal ini, kata dia menjadi keunggulan yang dimiliki oleh ISIF.

"Di ISIF itu di kenal sebagai kampus yang membuka dialog antar agama, ini yang jarang ada di pendidikan di negara kita, bahkan di berbagai universitas pun jarang," kata Marzuki saat memberikan orasi ilmiah dalam Wisuda ISIF ke V di hotel Apita, pada Minggu 13 Juni 2021.

Lebih lanjut, kata dia, Indonesia dengan keberagaman agama dan kepercayaan mau tidak mau kita harus menerima dan menyambutnya dengan penuh cinta. Pasalnya itulah yang membuat bangsa ini menjadi kuat dan indah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin 14 Juni 2021 untuk Cancer dan Virgo: Hari Keberuntungan, Leo: Rotasi Tempat Kerja

"Padahal realitas kita multi agama, multi kepercayaan, ya mau tidak mau, kalau kita ingin bangun peradaban maka kita harus bisa memahami, mengerti dan empati terhadap mereka yang berbeda (pluralisme). Dan ini ada di ISIF proses belajar macam itu," ungkapnya.

Pasalnya bagi Marzuki, pluralisme menjadi sebuah keniscayaan.

"Karena pluralisme ada sesuatu yang penting untuk membaca realitas yang multi kultural. Tanpa kacamata pluralisme kita akan buta terhadap realitas. Disinilah prularitas menjadi penting," jelasnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Setengah Hati-Enzy Storia

Terlebih menurut Marzuki, demokrasi menjadi suatu kenyataan yang tak bisa dilingkari oleh siapapun. tanpa demokrasi kehidupan tidak bisa mengalir.

"Perspektif yang disebutkan tadi sebagai modal dasar untuk kehidupan masyarakat," ucapnya.

Sekretaris Lakpesdam PBNU itu menjelaskan sebagai bentuk penerapan pluralisme itu, kampus ISIF menerima kepada siapapun yang ingin belajar, termasuk kepada mereka teman-teman yang menganut kepercayaan Sunda Wiwitan untuk belajar secara jauh tentang ke islaman dari sumber yang jelas.

Baca Juga: Pendiri Yayasan Fahmina Marzuki Wahid: Lulusan ISIF Diminta Ciptakan Peradaban Islam yang Jaya

"Ini menarik karena ada dari Sunda Wiwitan yang belajar tentang keislaman, dan di ISIF terbuka. ISIF membuka tentang keislaman. Biar tau islam itu kayak apa, jangan katanya, jangan kata medsos. Tapi Islam kata Kiai Husein, Kiai Faqih, Bu Nyai Afwah. Kita mengetahui Islam dari sumbernya langsung bukan dari katanya," tuturnya.

"Itulah pentingnya untuk membuka ruang-ruang untuk non muslim, untuk belajar tentang keislaman. Kami terbuka, kita bisa berdialog di sana," tandasnya. ***

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler