PORTAL MAJALENGKA - Kebakaran hebat kilang minyak Balongan Indramayu sejak Senin, 29 Maret 2021, berdampak merugikan warga baik material maupun immaterial.
Akibat kebakaran kilang minyak Balongan, setidaknya 5 korban mengalami luka bakar parah. Kemudian 15 korban lainnya mengalami luka-luka.
Selain itu, satu korban yang memiliki riwayat jantung dilaporkan meninggal saat terjadi ledakan kilang minyak Balongan.
Baca Juga: Insya Allah, Awal Ramadan 1442 H Seragam pada 13 April 2021
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu sendiri mencatat, setidaknya terdapat 28 unit rumah warga rusak akibat tangki kilang minyak Balongan terbakar Senin dini hari, 29 Maret 2021.
Karena itu Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta kepada PT Pertamina untuk memerhatikan dampak sosial yang ditimbulkan akibat ledakan di kilang minyak Balongan, Indramayu.
Uu pun memastikan PT Pertamina akan mengganti rugi rumah-rumah warga yang rusak akibat ledakan hebat disertai guncangan tiga tangki di sekitar kilang minyak Balongan.
Baca Juga: Pendakian Gunung Semeru Kembali Dibuka 1 April, Nih Syaratnya
Baca Juga: Polisi Ungkap Penyebab Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Diduga Pipa Bocor
“Pertamina siap mengganti seluruh rumah yang mengalami kerusakan. Ini untuk tahap awal,” ujarnya di lokasi pengungsian GOR Bumi Patra Singajaya, Indramayu, Selasa, 30 Maret 2021.
Uu mengaku sudah berdialog dengan pihak PT Pertamina dalam hal ganti rugi kepada warga. Termasuk biaya perawatan dan pengobatan korban luka berat maupun ringan.
Wagub Uu juga berharap, insiden ledakan dan kebakaran tersebut tidak menimbulkan dampak sosial kepada masyarakat sekitar.
Baca Juga: Anggap seperti Kompetisi Badminton, Ridwan Kamil Tegaskan Siap Jadi Calon Presiden
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin: Kasus Terorisme Tidak Ada Kaitannya dengan Agama
"Saya sampaikan terima kasih kepada pihak Pertamina yang sudah mau bertanggung jawab atas bencana ini. Terutama mau memberikan ganti rugi, baik kerusakan rumah maupun perawatan korban," terangnya.
Uu juga mendengar aspirasi warga yang meminta untuk direlokasi ke tempat lain. Alasannya, tak sedikit warga mengalami trauma dan khawatir bencana serupa kembali terulang di kemudian hari.
Di samping itu, warga juga terpaksa hidup dengan menghirup gas setiap harinya karena rumah mereka berjarak 200 meter dari sumber dari kilang. Menjawab demikian, Uu mengatakan, rencana relokasi memungkin bisa terjadi. Hanya saja perlu dilakukan kajian dan penelitian dengan pihak terkait.
Baca Juga: Tersangka Kasus Dugaan Korupsi PDSMU Majalengka Akhirnya Ditahan
Baca Juga: Ancaman Megathrust, 1000 Nelayan di Pangandaran Ikuti Pelatihan Hadapi Bencana
"Kami akan melakukan kajian lebih dulu. Pemprov Jabar akan duduk bersama dengan Pemkab Indramayu dan PT Pertamina. Hal-hal yang perlu dipikirkan (untuk relokasi) yaitu keamanan lokasi dari potensi bencana hingga mata pencaharian warga," kata dia.***