Selanjutnya Bintang Jasa Pratama kepada 14 orang dokter dan perawat yang telah meninggal dunia serta Bintang Jasa Nararya kepada 9 orang dokter dan perawat.
“Para menteri hampir semua dapat, mungkin yang di atas 2 tahun dapat kira-kira begitu, idealnya nanti ke Pak Menko Polhukam,” ungkap Heru.
Baca Juga: KAMI Dianggap Makar, Aktivis PPJNA 98 Laporkan Gatot Nurmantyo ke Polisi
Menurut Heru, bila Gatot tidak hadir tanda jasanya akan diserahkan ke negara lagi. “Jadi kalau tidak hadir ya mungkin tanda jasanya diserahkan ke negara lagi,” ungkap Heru.
Total Presiden Jokowi memberikan tanda jasa kepada 71 orang untuk mantan pejabat tinggi dari kalangan menteri, TNI/Polri, Panglima TNI, Kapolri yang pada saat periode sebelumnya menjabat.
“Krena kesibukan Pak Presiden periode 2019 belum sempat diberikan, maka hari ini diacarakan. Ada beberapa yang tidak hadir karena dalam kondisi kurang sehat, ada juga yang orang tuanya dalam kondisi sakit lalu beberapa pejabat yang sekarang menjabat beliau ada tugas khusus,” ungkap Heru.
Baca Juga: Amat Bangga! Kopassus Indonesia Diminta Latih Pasukan Luar Negeri
Sedangkan Gatot Nurmantyo pun sudah bersurat kepada Presiden menyatakan tidak hadir. “Semua yang hadir hari ini dilakukan swab, tadi malam sudah diproses. Kami tetap menjaga protokol kesehatan,” ungkap Heru.
Gatot diketahui menjadi deklarator gerakan moral bernama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bersama Din Syamsuddin dan beberapa tokoh lainnya. KAMI sering mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi saat ini.
Salah satu deklarator KAMI, Marwan Batubara menganggap pemberian penghargaan itu merupakan salah satu upaya pemerintah melemahkan semangat oposisi.