IYCTC Mendorong Capres Cawapres Tidak Menjadikan Orang Muda Hanya Sebagai Objek Politik Semata

- 1 November 2023, 09:00 WIB
Capres Cawapres Diharapkan Tidak Menjadikan Orang Muda Hanya Sebagai Objek Politik Semata
Capres Cawapres Diharapkan Tidak Menjadikan Orang Muda Hanya Sebagai Objek Politik Semata /Instagram @rahmansugidiyanto/

Baca Juga: INILAH 6 Pemenang Pilwu Serentak 2023 Kabupaten Cirebon di Kecamatan Astanajapura dan Gebang

Belum lama, Mahkamah Konstitusi juga baru saja mengabulkan putusan mengenai batas usia minimal calon presiden dan wakil presiden yang akhirnya memperbolehkan seorang individu untuk menjadi Capres/Cawapres meski usianya belum 40 tahun dengan syarat pernah terpilih dalam Pemilu maupun Pemilihan Kepala Daerah sebelumnya atau saat ini sedang menjabat di posisi tersebut.

Banyak komentar pro dan kontra terhadap hasil putusan MK ini. Hal yang disoroti adalah ketika tiket menjadi calon wakil presiden ini kemudian digunakan oleh anak seorang Presiden yang saat ini masih menjabat yaitu Gibran Rakabuming Raka dengan usia yang masih sangat muda, yaitu 36 tahun.

Banyak yang bilang bahwa Gibran bisa merepresentasikan orang muda namun demikian, tak sedikit yang menolak putusan ini karena menyalahi konstitusi serta wewenang MK sendiri yang semestinya tidak mencampuri urusan open legal policy atau semestinya dibahas oleh DPR dan pemerintah (eksekutif).

Baca Juga: Bakal Hadir di Cirebon, Belanja Warung Kelontong Melalui Aplikasi CMSmart Bebas Ongkir

Peristiwa ini kemudian kembali mengingatkan kita untuk berpikir, sebenarnya seperti apa seharusnya politik bagi orang muda? Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) percaya bahwa seharusnya dalam politik orang muda tidak dilibatkan hanya sebagai objek tapi subjek yang seharusnya dilibatkan secara aktif bukan juga terbatas pada orang muda dengan privilege tertentu.

Hal ini disebut sebagai meaningful youth participation (keterlibatan kaum muda yang bermakna). Menurut Roger Hart ada tujuh tangga partisipasi yang dapat kita lihat apakah keterlibatan orang muda yang ada merupakan manipulasi atau justru partisipasi yang bermakna.

Menurut Roger dalam “Tangga Partisipasi” dimulai dengan hierarki rongga paling bawah (non partisipasi) yaitu dari Manipulasi; Dekorasi; Tokenisme. Kemudian naik dalam rongga degrees of participation yang dimulai dengan bentuk partisipasi dari ‘ditugaskan namun terinformasi’, ‘terkonsultasi dan terinformasi’, ‘diinisiasi orang dewasa’, ‘berbagi keputusan bersama orang dewasa’, ‘diinisiasi dan dipimpin oleh orang muda/anak’ dan yang terakhir ‘diinisiasi oleh orang muda/anak dan berbagi keputusan dengan orang dewasa’ atau bentuk partisipasi yang paling direkomendasikan. (Puskapa, 2022).

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x