Saat PKS dan Demokrat sudah menyatakan siap mendeklarasikan pasangan capres-cawapres, NasDem justru terus mengulur waktu.
Penyebab kedua, kata Khoirul Umam adalah sikap diamnya Nasdem. Menurutnya diamnya Nasdem kemungkinan besar ditengarai oleh adanya pengaruh pihak tertentu yang diistilahkan dengan the invisible hand.
Baca Juga: INI 8 SOFT SKILL untuk Imbangi Hard Skill yang Dibutuhkan Dunia Kerja
Yakni tangan-tangan kuat tidak terlihat. Diperkirakan ruang gerak Surya Paloh tidak leluasa dan menjadi tersandera karena hal tersebut.
Penyabab selanjutnya adalah dari sikap Anies sendiri yang kurang agresif dalam memimpin koalisi. Lebih lanjut Khoirul menilai Anies semakin gamang dan tidak cukup berani dalam mengkritik kebijakan pemerintah yang diklaimnya akan diubah.
"Problemnya, stagnasi elektabilitas Anies dan bergemingnya NasDem dalam jangka panjang ini betul-betul menjadi 'ujian berat' bagi partai-partai pengusung Anies lainnya," tuturnya.
Penyebab tercecernya elektabilitas Anies selanjutnya, menurut pendapat Khoirul adalah munculnya ide penggabungan Ganjar-Anies sebagai pasangan capres-cawapres.
Hal ini dipandang Khoirul sebagai strategi awal pembubaran koalisi perubahan. Menurutnya hal ini dilakukan agar partai anggota merasa tidak nyaman sehingga keluar dari koalisi.
Penyebab terakhir, Khoirul Umam mengatakan, jika Koalisi Perubahan benar-benar masih ingin tampil kompetitif, jangan lagi terus diam.
Pasca pasca bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo, menurut Khoirul seharusnya Anies bisa lebih agresif dan berani memecah kebekuan di dalam koalisinya. Sebab menurut khairil, konfigurasi partai politik pembentuk poros koalisi saat ini sudah fase final.