Elektabilitas Anies Baswedan Tercecer Selalu di Posisi Bawah, Pengamat Bilang Begini Penyebabnya

25 Agustus 2023, 19:37 WIB
Anies Baswedan mantap mencalonkan sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. /Antara

PORTAL MAJALENGKA - Dari tiga calon presiden yang digadang-gadang maju di Pilpres, tampaknya elektabilitas Anies Baswedan tercecer selalu berada di posisi bawah.

Sementara koalisi perubahan sebagi pengusungnya juga mengalami stagnasi.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC), Ahmad Khoirul Umam dalam analisanya untuk saat ini.

Baca Juga: Ketahui 5 Penyebab Baterai Smartphone Tidak Mengisi Daya Saat Dicas, Berikut Cara Mengatasinya

Khoirul mengungkapkan bahwa ada lima penyebab yang mengakibatkan elektabilitas Anies Baswedan terus tercecer serta tidak adanya progres signifikan dari Partai koalisi pengusung baik dari NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat selaku anggota.

Dalam keterangan tertulisnya pada, Rabu 23 Agustus 2023, Khoirul mengungkapkan, hasil Positif adanya kenaikan elektabilitas sampai 29 persen pernah dicapai Anies pada penghujung 2022 lalu.

Tapi setelah itu hingga paruh pertama tahun 2023 ini, elektabilitas Anies selalu “tercecer” di posisi terbawah dengan jarak angka cukup jauh dibanding Capres potensial lainnya baik Prabowo dan Ganjar,

Baca Juga: FAKTA Penyebab Utama Polusi Udara Jakarta, Menteri LHK dan Gubernur Jabar Sepakat Karena Ini

Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina ini menilai penyebab pertama tercecernya elektabilitas Anies, karena dibayangi dengan stagnannya Nasdem.

Saat PKS dan Demokrat sudah menyatakan siap mendeklarasikan pasangan capres-cawapres, NasDem justru terus mengulur waktu.

Penyebab kedua, kata Khoirul Umam adalah sikap diamnya Nasdem. Menurutnya diamnya Nasdem kemungkinan besar ditengarai oleh adanya pengaruh pihak tertentu yang diistilahkan dengan  the invisible hand. 

Baca Juga: INI 8 SOFT SKILL untuk Imbangi Hard Skill yang Dibutuhkan Dunia Kerja

Yakni tangan-tangan kuat tidak terlihat. Diperkirakan ruang gerak Surya Paloh tidak leluasa dan menjadi tersandera karena hal tersebut.

Penyabab selanjutnya adalah dari sikap Anies sendiri yang kurang agresif dalam memimpin koalisi. Lebih lanjut Khoirul menilai Anies semakin gamang dan tidak cukup berani dalam mengkritik kebijakan pemerintah yang diklaimnya akan diubah.

"Problemnya, stagnasi elektabilitas Anies dan bergemingnya NasDem dalam jangka panjang ini betul-betul menjadi 'ujian berat' bagi partai-partai pengusung Anies lainnya," tuturnya.

Penyebab tercecernya elektabilitas Anies selanjutnya, menurut pendapat Khoirul adalah munculnya ide penggabungan Ganjar-Anies sebagai pasangan capres-cawapres.

Hal ini dipandang Khoirul sebagai strategi awal pembubaran koalisi perubahan. Menurutnya hal ini dilakukan agar partai anggota merasa tidak nyaman sehingga keluar dari koalisi.

Penyebab terakhir, Khoirul Umam mengatakan, jika Koalisi Perubahan benar-benar masih ingin tampil kompetitif, jangan lagi terus diam.

Pasca pasca bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo, menurut Khoirul seharusnya Anies bisa lebih agresif dan berani memecah kebekuan di dalam koalisinya. Sebab menurut khairil, konfigurasi partai politik pembentuk poros koalisi saat ini sudah fase final.

Anies dan koalisinya saat ini harus bergerak cepat, Segera melakukan deklarasi capres-cawapres, finalisasi Sekretariat Bersama (Sekber), dan membentuk infrastruktur pemenangan.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Tags

Terkini

Terpopuler