Sekembalinya belajar dari Amerika Serikat, dia bekerja sebagai wartawan lepas di kantor berita United Press Intrnational (UPI) pada 1942.
Dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni ini, Herawati Diah kemudian direkrut menjadi penyiar di radio Hoso Kyoku untuk siaran dalam bahasa Inggris.
Baca Juga: Final Orleans Masters 2022 Terkini, Indonesia Berpeluang Juara di Sektor Tunggal Putri
Radio Hos Kyoku yang menjadai tempat Herawati Diah bekerja ini nantinya merupakan cikal bakal Radio Republik Indonesia (RRI).
Herawati Diah juga dipercaya menjadi penerjemah naskah proklamasi yang diketik Sayuti Melik. Teks yang sudah diterjemahkan itu disampaikan ke teman-temannya yang merupakan wartawan asing setelah Soekarno membacakannya.
Masih dalam tujuan perjuangan, Herawati turut mendirikan harian Indonesian Observer pada 1954. Yaitu koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia.
Baca Juga: LINK dan Jadwal Waktu Sholat di Setiap Wilayah Indonesia selama Ramadhan 2022
Tidak berhenti disitu, Herawati Diah juga turut memimpin upaya untuk mendeklarasikan Kompleks Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.***
Artikel serupa sudah tayang di Berita DIY dengan judul: Biodata Siti Latifah Herawati Diah, Anak Bangsawan, hingga Profilnya Menghiasi Google Doodle Hari Ini