Mengenal Lebih Jauh Sosok Imam Syafii, Pendiri Mazhab Syafiiyah

24 Agustus 2022, 16:23 WIB
Mengenal Lebih Jauh Sosok Imam Syafii, Pendiri Mazhab Syafiiyah /Ilustrasi/Pixabay/Afdhal Haris

PORTAL MAJALENGKA - Nama Imam Syafii ialah Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafii. Ia kerap juga disapa dengan nama Abu Abdullah. Hal ini dikarenakan seorang putranya bernama Abdullah.

Imam Syafii lahir di Gaza, Palestina, pada tahun 150 H/767 M dan meninggal di Fustat (Cairo), Mesir, pada tahun 204 H/20 Januari 820 M.

Imam Syafii merupakan sosok ulama mujtahid (ahli ijtihad) dalam bidang fiqh dan salah seorang dari empat mazhab yang termasyhur dalam Islam.

Baca Juga: Mengenal Ibnu Hayyan, Bapak Ilmu Kimia dan Pendiri Laboratorium Pertama

Ia hidup pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid, Al Amin dan Al Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah.

Nama Syafii sendiri itu dinisbatkan kepada nama kakeknya yang ketiga, yaitu Syafii bin Sa'ib bin Abid bin Abd Yazid bin Hasyim bin Al-Muthallib bin Abd Manaf. Sedangkan ibunya bernama Fatimah binti Abdullah bin Al-Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Dari garis keturunan ayahnya, Imam Syafii bersatu dengan keturunan Nabi Muhammad SAW pada Abdul Manaf, kakeknya yang ketiga.

Baca Juga: Jadwal Lengkap BRI Liga 1 2022-2023: Arema FC vs RANS Nusantara FC Bentrok Sore Ini

Sedangkan dari pihak ibunya, ia adalah cicit dari Ali bin Abi Thalib. Dengan demikian, kedua orang tuanya berasal dari bangsawan Arab Quraisy.

Kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju Gaza, ketika ia masih dalam kandungan. Tidak begitu lama setelah tiba di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan meninggal dunia.

Beberapa bulan sepeninggal ayahnya, ia dilahirkan dalam keadaan yatim. Imam Syafii diasuh dan dibesarkan oleh ibunya sendiri dalam kehidupan yang sangat sederhana, bahkan banyak menderita kesulitan.

Baca Juga: SAKSIKAN! Adu Kecerdikan Abu Nawas vs 3 Orang Belagu

Setelah Imam Syafii berumur 2 tahun, ibunya membawanya pulang kembali ke Mekkah. Di sinilah Imam Syafi'i tumbuh dan dibesarkan.

Pendidikan Imam Syafii dimulai dari belajar membaca Alquran. Sejak usia dini, ia telah memperlihatkan kecerdasan dan daya hafal yang sangat luar biasa.

Di usianya yang ke-9 tahun, Imam Syafii sudah menghafal seluruh isi Alquran dengan lancar. Setelah itu kemudian ia berangkat ke dusun Badui, Banu Hudail untuk mempelajari bahasa Arab yang asli dan fasih.

Baca Juga: Prediksi dan Live Streaming Final AFC Cup 2022 Zona ASEAN: Kuala Lumpur FC vs PSM Makassar Malam Ini

Imam Syafii kembali ke Mekkah dan belajar ilmu fiqh kepada Imam Muslim bin Khalid Al-Zanni, seorang ulama besar dan mufti di kota Mekkah. Sampai memperoleh ijazah berhak mengajar dan memberi fatwa.

Selain itu juga, Imam Syafii juga mempelajari berbagai macam cabang ilmu agama lainnya seperti ilmu hadits dan ilmu Alquran.

Di samping cerdas, Imam Syafi'i juga sangat tekun dan tidak mengenal kata lelah dalam belajar. Di usianya yang ke 10 tahun, ia sudah membaca semua isi kitab Al-Muwatta karangan Imam Malik. Dan pada usia 15 tahun ia sudah menduduki kursi mufti di Mekkah.

Baca Juga: Dzunnun Al Mishri, Sosok Sufi, Penyair dan Pelopor Paham Makrifat

Setelah menghafal isi kitab Al-Muwatta, Imam Syafi'i sangat berhasrat untuk menemui pengarangnya, Imam Malik. Sekaligus memperdalam ilmu fiqh yang sangat diminatinya.

Lalu, dengan meminta izin dari gurunya di Mekkah, ia berangkat ke Madinah, ke tempat Imam Malik.

Diceritakan bahwa dalam perjalanan antara Mekkah dan Madinah yang ditempuhnya dalam 8 hari, Imam Syafi'i sempat menghatamkan Alquran sebanyak 16 kali.

Baca Juga: Malaikat Maut Batal Mencabut Nyawa Wali Allah yang Satu Ini, Siapa Sosok Wali Allah Ini?

Setibanya di Madinah, ia lalu sholat di Masjid Nabawi, menziarahi makam Nabi Muhammad SAW, baru kemudian menemui Imam Malik. Di Madinah, Imam Syafii tinggal di rumah Imam Malik.

Ia sangat dikasihi oleh gurunya itu. Ia pun diberi tugas untuk mendiktekan isi kitab Al-Muwatta kepada murid-murid Imam Malik.

Imam Syafii adalah saalah satu profil ulama yang tekun dan berbakat dalam menulis. Tulisan karangannya antara lain:

Baca Juga: Amalan Dari Habib Luthfi bin Yahya, Baca Ini 70 Kali Niscaya Akan Terlepas Dari Segala Permasalahan Hidup

1. Ar-Risalah

Suatu kitab yang khusus membahas tentang ushul fiqh dan merupakan buku pertama yang ditulis ulama dalam bidang ushul fiqh. Di dalamnya Imam Syafii menguraikan dengan jelas cara-cara istinbath hukum. Sampai sekarang buku ini merupakan buku standar dalam ushul fiqh.

2. Kitab Al-Umm

Sebuah kitab fiqh yang komperhensif. Kitab ini yang ada sekarang terdiri dari tujuh jilid dan mencangkup isi beberapa kitab Syafii yang lain seperti "Siyar Al-Ausa'u, Jima' Al-'Ilm, Ibtal Al-Istihsan" dan "Ar-Radd 'Ala Muhammad Ibn Hasan".

3. Kitab Al-Musnad

Kitab ini berisi tentang hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang dihimpun dari "Kitab Al-Umm". Di sana dijelaskan keadaan sanad setiap hadits.

Baca Juga: Mengenal Ibnu Hayyan, Bapak Ilmu Kimia dan Pendiri Laboratorium Pertama

4. Ikhtilaf Al-Hadis

Suatu kitab hadis yang mengurai pendapat Imam Syafii mengenai perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam hadits.

Terdapat pula buku-buku yang memuat ide-ide dan pikiran-pikiran Imam Syafii, tetapi ditulis oleh murid-muridnya. Seperti kitab al-Fiqh, Al-Mukhtasar Al-Kabir, al-Mukhtasar as-Shagir, dan al-Fara'id. Ketiga yang baru ini dihimpun oleh Imam Al-Buwaiti.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku 125 Ilmuan Muslim Pengukir Sejarah

Tags

Terkini

Terpopuler