Jejak Jalan Terjal Pele sang Legenda di Dunia Sepak Bola

30 Desember 2022, 22:02 WIB
Jejak Jalan Terjal Pele sang Legenda di Dunia Sepak Bola / ANTARA/FIFA Media Office/

PORTAL MAJALENGKA - Brazil ataupun dunia awalnya tak menyangka. Pele seorang anak laki-laki yang lahir dengan nama asli Edson Arantes do Nascimento pada Oktober 1940, akan tumbuh menjadi orang yang berjasa bagi kejayaan sepak bola di dunia.

Nama Pele awal terpampang sebagai pemain Santos. Memainkan pertandingan pertamanya saat berusia 15 tahun pada 1956.

Pada 1958, Pele bergabung masuk skuad Timnas Brazil di Piala Dunia Swedia. Dia membuat gol debutnya bersama timnas kala melawan Argentina.

Baca Juga: Pele, Nama yang Sederhana tapi Bermakna Mendunia

Keikutsertaan Pele dalam putaran final Piala Dunia edisi 1958 itu tidak semudah yang dikira. Saat itu dia menjadi bahan perdebatan sengit di Brazil.

Banyak pihak yang mengkritik dan menyangsikan kelayakan dirinya untuk memikul beban berat dari turnamen terbesar sejagat itu.

Kritik itu hampir terbuktikan manakala dia cedera lutut begitu tiba di Swedia yang memaksanya absen dalam dua pertandingan pertama Brazil dalam Piala Dunia 1958 itu.

Baca Juga: 3 Alasan Perlu Bersyukur Timnas Indonesia Tidak Berhasil Menang Lawan Thailand

Pele hampir absen dari pertandingan ketiga Brazil melawan Uni Soviet. Itu seandainya pelatih Vicente Feola termakan saran psikolog tim yang menyatakan Pele masih "kekanak-kanakan" dan tidak layak dimainkan dalam arena setinggi itu.

Sebaliknya Feola melawan hati kecilnya dengan memainkan si anak muda yang kemudian membayar tuntas kepercayaannya.

Bekerja bersama-sama dengan Garrincha, Pele mempersembahkan penampilan yang memukau nan menyihir kala Soviet takluk 0-2 kepada Brazil.

Baca Juga: Inilah 6 Desa Wisata Berkembang di Majalengka, Banyak Destinasi Wisata yang Patut Dicoba

Setelah itu Pele tak tertahankan. Dia kemudian menciptakan gol kemenangan dalam perempat final saat melawan Wales. Kemudian hattrick ketika membantai Prancis 5-2 dalam semifinal. Lalu mengukir dua gol dalam final melawan Swedia.

Saat itu usianya baru 17 tahun. Pele pun menjadi pesepakbola termuda yang menjuarai Piala Dunia.

Namun, dua turnamen berikutnya menjadi pengalaman tidak menyenangkan bagi dia.

Baca Juga: Kenangan Rasa Sayang dan Perhatian Pele untuk Messi, Mbappe dan Christian Ronaldo

Berumur 21 tahun kala Piala Dunia 1962 di Chile, Pele terlihat lebih matang dan lebih kuat. Sehingga Brazil diyakini akan dengan mudah merengkuh trofi.

Dan memang dia kembali memukau semua orang ketika gol dari aksi individualnya menggetarkan gawang Meksiko untuk memenangkan Brazil 2-0 dalam partai pembuka.

Namun pada pertandingan kedua dia cedera parah kala dilawan Ceko. Sehingga membuatnya absen sampai turnamen selesai ketika rekan-rekan senegaranya berhasil mempertahankan gelar juara dunia.

Baca Juga: KPU Tetapkan Partai Ummat sebagai Peserta Pemilu 2024 Nomor Urut 24

Namun kekecewaan Pele karena cedera yang membatasi penampilannya di Chile tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekecewaan yang dia alami di Inggris.

Kejadian tersebut terjadi pada 1966 yang tanpa perlindungan wasit. Dia habis-habisan dikasari pemain-pemain lawan sampai terpaksa tak bisa melanjutkan kiprahnya.

Dia dikasari secara brutal oleh tim pertahanan Bulgaria pada laga pertama hingga terpaksa absen dalam pertandingan kedua. Penderitaannya mencapai puncaknya saat melawan Portugal dalam laga berikutnya.

Baca Juga: PPKM Dicabut, Jokowi: Sudah Tidak Ada Lagi Pembatasan Namun Tetap Waspada

Dua ganjalan keras Joao Morais membuat Pele menangis untuk dibawa keluar meninggalkan Goodison Park di Liverpool. Pele bahkan sempat bersumpah tidak akan pernah bermain lagi dalam Piala Dunia.

"Saya tidak mau mengakhiri hidup saya sebagai orang cacat," kata Pele kala itu.

Syukurlah, sumpah Pele itu tak terlaksana. Empat tahun kemudian dia bermain lagi dalam Piala Dunia Meksiko untuk memimpin apa yang dianggap sebagai tim terhebat sepanjang masa.

Baca Juga: Ridwan Kamil Resmikan Masjid Raya Al Jabbar, Berharap Usai Ibadah Jemaah Juga Mendapat Ilmu Sejarah

Kalau Piala Dunia 1966 dianggap sebagai kemenangan untuk sinisme, maka Piala Dunia 1970 dianggap sebagai sumbangsih terbesar Pele untuk Brazil. Membuat Brazil sinonim dengan permainan yang indah.

Turnamen 1970 menjadi pembuktian untuk kualitas tinggi permainan Pele. Dia dikenang karena gol-gol yang indah walau tidak sebanyak sebelum itu.

Sebuah gol yang didahului lob indah yang mengecoh kiper Cekoslowakia dari hampir separuh lapangan dan gol ajaib kala melawan Uruguay dalam semifinal adalah salah satu momen terbaik dalam sejarah Piala Dunia.

Baca Juga: Ucapan Para Bintang Sepak Bola untuk sang Mega Bintang Mendiang Pele

Kemudian, meskipun dia terus bermain pada tingkat klub bersama Santos yang sangat dia cintai dan kemudian New York Cosmos, Pele pensiun dari tim nasional pada 1971.

Pada tahun itu dia membuat perpisahan emosional di depan 180.000 suporter Brazil di Stadion Maracana yang sakral di Rio de Janeiro.

"Pele pemain terlengkap yang pernah saya lihat," kenang legenda Inggris, Bobby Moore, seperti dikutip AFP. "Dia memiliki segalanya."

Baca Juga: Segudang Prestasi Pele, Hingga Disebut Sebagai Legenda Sepak Bola yang Mendunia

Pele, Si Raja atau "O Rei" dan menyelesaikan 91 cap bersama timnas. Dua pun turut merevolusi sepak bola Amerika Serikat sampai seperti dikenal sekarang.

Pada 1977, dia memimpin New York Cosmos meraih gelar nasional pada musim terakhirnya bersama klub itu.

Di mana saat itu juga diperkuat legenda-legenda lain seperti Franz Beckenbauer, striker Italia Giorgio Chinaglia dan mantan kapten Brazil Carlos Alberto.

Baca Juga: HOAKS! Video Kaki Anak Berubah Jadi Kaki Sapi Karena Injak Kepala Ibunya yang Sedang Sholat, Ini Penjelasannya

Dia muncul dalam film produksi tahun 1981 berjudul "Escape to Victory" tentang tawanan perang Sekutu selama Perang Dunia II.

Dia bermain bersama dengan aktor-aktor kesohor seperti Michael Caine dan Sylvester Stallone.

Antara 1995 dan 1998, dia bahkan menjadi Menteri Olahraga Luar Biasa Brasil. Selain kerap tampil di depan umum sebagai duta berbagai merek komersial.

Baca Juga: Erling Haaland sampai Barack Obama Sampaikan Bela Sungkawa untuk Legenda Brazil Pele

Sayang, di masa tuanya dia menderita serangkaian masalah kesehatan, lalu menjalani operasi pinggul, batu ginjal dan tumor usus besar.

Tetapi semua itu tak pernah membunuh semangatnya. Dia tetap aktif memerhatikan sepak bola. Sampai menyemangati Neymar, bahkan Lionel Messi dan Kylian Mbappe, dalam Piala Dunia 2022.

Ketiga megabintang ini mengaku Pele sebagai inspirasi mereka dan dunia. Sebagaimana hampir semua pesepakbola di jagat ini, juga atlet-atlet dari disiplin-disiplin lain.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler