Nuh menjadi anak angkat dari saudagar Arab tersebut, dan menganggap dirinya sebagai keturunan marga Al-Aidid.
Baca Juga: Mau Beasiswa Pendidikan dan Kebudayaan, Cek Caranya Disini
Namun, karena adanya cara penulisan Aidid dari waktu ke waktu, maka nama Aidid dia sebut berubah menjadi Aidit oleh bahasa setempat.
“Jelasnya huruf D pada akhir kata Aidid diganti dengan huruf T, sehingga namanya menjadi Nuh Aidit. Setelah Nuh Aidit dewasa dia menikah, dan dari pernikahannya lahirlah seorang anak laki-laki yang bernama ‘Jakfar’,” tutur Habib Zen.
Setelah Nuh dan istrinya meninggal dunia, Jakfar bin Nuh dibawa ke Jakarta dan diasuh keluarga pamannya (adik ibu).
Baca Juga: 90 Persen RTM Sudah Terima Bantuan
Jauh setelah itu, tepatnya ketika Jakfar bin Nuh dewasa, dia terpengaruh ajaran-ajaran komunis, sehingga menjadikannya bagian dari anggota Partai Komunis Indonesia.
“Selanjutnya dia mengganti namanya dengan Dipa Nusantara Aidit yang kelak merupakan Gembong Komunis di Indonesia,” ungkap Habib Zen.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di PikiranRakyat-Bekasi.com dengan judul DN Aidit Jadi Perbincangan Warganet, dari Ucapan Sang Putra hingga Disebut Keturunan Habaib.***(Eka Alisa Putri/PR Bekasi)