MENGERIKAN, Dampak Kombinasi El Nino dan IOD Positif Menurut BMKG

- 2 November 2023, 13:30 WIB
Kepala BMKG Dwikorita memberkan gambaran mengenai dampak el Nino dan IOD positif.
Kepala BMKG Dwikorita memberkan gambaran mengenai dampak el Nino dan IOD positif. /Humas/BMKG

Dampak tersebut, lanjut Dwikorita, yaitu di sektor pertanian dimana prooduksi tanaman pangan terancam mengalami penurunan akibat terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, kurangnya ketahanan jenis tanaman atau penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering.

Di sektor sumber daya air, situasi ini berakibat pada berkurangnya sumber daya air.

Tidak berhenti sampai disitu, tambah Dwikorita, di sektor perdagangan memicu lonjakan harga bahan pangan. Di sekor kehutanan mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

Di sektor energi, situasi tersebut menekan jumlah produksi energi yang bersumber dari PLTA.

Baca Juga: Waspadai Angin Kumbang di Wilayah Ciayumajakuning, Berikut Penjelasan BMKG Kertajati

“Sedangkan di sektor ketahanan meningkatkan risiko kesehatan berkaitan dengan sanitasi dan ketersediaan air bersih untuk di konsumsi dan kebersihan. Bagi daerah yang mengalami karhutla, kondisi ini juga dapat berakibat pada polusi udara dan memicu terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” imbuhnya.

Sementara itu, Dwikorita menyebut bahwa sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami kondisi curah hujan sangat rendah pada Juli, Agustus September dan Oktober 2023 meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Maluku Utara dan sebagian Papua.

Berdasarkan pantauan BMKG, hingga pertengahan Oktober 2023 sebagian wilayah di Pulau Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali - Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi bagian selatan, Maluku serta Papua bagian selatan telah mengalami Hari Tanpa Hujan berturut-turut antara 21-60 hari.

Sedangkan, Hari Tanpa Hujan kategori Ekstrem Panjang dengan HTH lebih dari 60 hari terpantau terjadi di wilayah Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Kalteng, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.

Adapun HTH terpanjang tercatat selama 176 hari terjadi di Sumba Timur & Rote Ndao - Nusa Tenggara Timur.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah