PORTAL MAJALENGKA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa di beberapa wilayah Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan. Dalam informasi sebelumnya BMKG memperkirakan fenomena ini terjadi dua kali pada tahun 2023 ini.
Fenomena hari tanpa bayangan yang akan menyapa beberapa wilayah di Indonesia ini disebabkan karena posisi Indonesia yang ada di sekitar ekuator.
Dilansir dari laman resmi BMKG, fenomena
hari tanpa bayangan atau dikenal juga kulminasi (transit/istiwa) terjadi pada saat matahari tepat berada di poisisi tertinggi di langit.
Baca Juga: BMKG: Dampak Perubahan Iklim dari Ancaman Krisis Pangan hingga Prediksi Bencana Kelaparan Tahun 2050
Fenomena hari tanpa bayangan terjadi ketika matahari berada tepat di atas kepala pengamat atau titik zenith. Saat itulah bayangan dari semua benda-benda yang berdiri tegak seolah-olah menghilang atau tak terlihat.
Lamanya peristiwa fenomena ini sekitar 30 detik sesudah dan sebelum waktu puncak di masing-masing wilayah. Proses hilang bayangan benda tegak pada fenomena ini terjadi karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Lebih detail BMKG menjelaskan penyebab terjadinya fenomena ini adalah karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang rotasi bumi, akibatnya posisi matahari dari bumi akan terus berubah sepanjang tahun antara 23,5° LU s.d. 23,5° LS.
Pada tahun ini, kedudukan matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB lalu dan diperkirakan kembali akan terjadi pada september 2023 bulan ini.
Dan untuk lebih lengkapnya simak beberapa
daftar wilayah dan jadwal terjadinya hari tanpa bayangan di Indonesia berikut ini: