Saat tengah malam bersama rekannya yakni Sutarno, ia melakukan ronda atau patroli ke seluruh area wisma dan dinyatakan aman.
Baca Juga: Pelaku Pembacok Guru di Demak Akhirnya Ditemukan, Sembunyi di Rumah Kosong
Namun ia pun tidak boleh tidur dan harus berpatroli kembali saat dini hari sebagai tanggung jawab atas tugas yang diembannya.
Selepas ia berpatroli untuk yang kesekian kalinya, tiba-tiba ia mendengar suara tembakan dari arah utara, sehingga ia pun bergegas menuju arah suara tersebut.
Tanpa ditemani oleh Sutarno ia mengayuh sepedanya dengan cepat, saat itu pula ia diberhentikan oleh orang-orang yang menenteng senjata untuk turun.
Di depan rumah D. I. Panjaitan ia mengangkat tangan, kemudian ia disiksa, diikat, dan ditutup matanya sebelum akhirnya ia dibawa ke sebuah tempat.
Ia dianggap sebagai ajudan D. I. Panjaitan oleh para penyergap tersebut yang ternyata merupakan para anggota PKI.