“Kebiasaan Brandu, tolong jangan diulang lagi selamanya,” ujar Nanung Dana Dono dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.
“Jadi, kalau ada hewan ternak mati mendadak, jangan di-brandu dengan dibeli dagingnya, itu sama aja membagikan penyakit,” lanjutnya kembali.
Baca Juga: Kenali Penyakit Cacar Air dari Penyebab, Gejala, Pencegahan hingga Mitos dan Faktanya, Simak di Sini
Wabah antraks terjadi di Dusun Jati, Gunungkidul saat seekor sapi mati karena sakit disembelih dan dikonsumsi warga. Pasalnya darah sapi mengalirkan spora yang dapat menjadi penyakit menular saat menjangkiti manusia.
Sebagaimana dilaporkan, sebanyak 85 warga dinyatakan positif antraks dengan mayoritas tanpa gejala, sedangkan tiga orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan perintah untuk pembentukan Kader Zoonosis di setiap daerah. Kader Zoonosis ini akan berlaku di berbagai tingkat masyarakat, seperti posyandu, relawan, organisasi masyarakat, dan agama.
“Tugas Kader Zoonosis adalah komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat,” ujar Syamsul Ma’arif selaku Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan. *
Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Kasus Antraks Merebak Pesat di Gunung Kidul, Ahli Peternakan UGM Minta Tradisi Brandu Dihentikan https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-016860191/kasus-antraks-merebak-pesat-di-gunung-kidul-ahli-peternakan-ugm-minta-tradisi-brandu-dihentikan