PORTAL MAJALENGKA - Menyebarnya penyakit antraks di Gunungkidul Yogyakarta yang menyebabkan kematian menyeret tradisi Brandu yang dilakukan warga Gunungkidul.
Ahli Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Nanung Danar Dono mengimbau kepada para warga Gunungkidul untuk menghentikan tradisi Brandu yang menjadikan penyebab penyakit antraks.
Sebagaimana diketahui juga penyebaran penyakit antraks yang sangat cepat ini menyebabkan puluhan warga terdampak bahkan beberapa diantaranya meninggal dunia.
Dalam hal ini, kasus antraks yang menyebar pesat itu berasal dari hewan ternak mati yang dijadikan untuk tradisi Brandu.
Tradisi Brandu merupakan kebiasaan berempati yang dimiliki masyarakat Gunungkidul kepada pemilik ternak mati. Mereka nantinya bersama-sama patungan untuk membeli ternak tersebut dan mereka akan mendapat jatah daging dari ternak mati tersebut.
Ternak mati itu akan dibagikan merata kepada warga setempat agar pemilik ternak tidak merasa dirugikan akibat kematian hewan ternaknya.
Selain itu mereka merasa harga daging yang jual lebih murah sehingga tidak memberatkan pembeli.
Namun, nyatanya tradisi tersebut justru membuat merebaknya penyakit antraks seperti yang terjadi saat ini. Sehingga Dosen Peternakan UGM melarang warga Gunungkidul untuk melakukannya kembali.