Para pekerja bukan hanya sebatas mengangkat balok batu, tapi juga menghitung presisi antara batu yang satu dengan yang lainnya agar sesuai ketika dipasang.
Balok-balok batu itu lalu ditempel di sekeliling Bukit Borobudur sehingga seluruh Bukit tertutup susunan balok yang membentuk bangunan berundak segi delapan, puncaknya di ketinggian 35,40 Meter.
Borobudur mahakarya Agung yang menyimpan berbagai misteri menjadi bukti bahwa bangsa ini pernah mencapai puncak keindahan seni arsitektur yang luar biasa bahkan pada zaman yang belum mengenal apa itu teknologi rancang bangun.***