Percepatan Vaksinasi Lansia Butuh Peran Serta Seluruh Elemen Masyarakat

- 3 April 2021, 07:57 WIB
Ilustrasi vaksin lansia di Semarang
Ilustrasi vaksin lansia di Semarang /Pemprov Jateng

 

PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah terus mengupayakan percepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), salah satunya melalui pembukaan sentra-sentra vaksinasi di sejumah wilayah di Indonesia.

Namun, usaha-usaha lainnya tetap diperlukan. Hal ini penting mengingat lansia termasuk kelompok berisiko tinggi yang apabila tertular COVID-19 potensi sakitnya akan berat dan tingkat kematiannya juga sangat tinggi.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, menyampaikan bahwa dari target 21,6 juta target lansia, saat ini baru 1,5 juta lansia yang divaksinasi.

Baca Juga: Opsi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Wajib Setelah Guru dan Tenaga Pendidik Divaksinasi

“Saya lihat program vaksinasi ini baru terkonsentrasi di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surakarta, Surabaya, dan di Kepulauan Riau. Perlu komitmen pemerintah daerah juga untuk membantu lansia agar datang ke lokasi-lokasi vaksinasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Maxi menjelaskan ada kekhawatiran yang justru datang dari anak-anak para
lansia ini, Anak-anak dari lansia ini perlu kita sosialisasikan dengan baik.

"Ini perlu kerja sama dari kita semua terutama mensosialisasikan sisi keamanan dari vaksinasi dan memang orang tua harus kita lindungi dari COVID-19. Karena lansia itu fatality rate-nya hingga 50% apabila terinfeksi COVID-19,” jelasnya.

Baca Juga: Ansor Jatitujuh Gelar Diklatasar Banser

Untuk itu, sosialiasi dan himbauan terkait dengan urgensi vaksinasi COVID-19 bagi para
lansia sebagai kelompok prioritas perlu terus ditingkatkan.

“Yang paling penting saat ini adalah menumbuhkan kesadaran, terutama kepada masyarakat, bagi mereka yang memiliki orang tua, kakek, dan nenek utamanya harus memahami pentingnya vaksinasi ini untuk
melindungi mereka,” tutur dr. Maxi.

Selain itu dr. Maxi juga mencontohkan beberapa daerah yang sukses bergotong royong
memobilisasi lansia.

Baca Juga: Kecam Aksi Terorisme, Ansor Solidkan Kader

“Di DKI Jakarta, camat dan lurah betul-betul terlibat dalam memobilisasi vaksinasi lansia. Itu hal baik yang bisa dicontoh daerah-daerah lain,” tambah dr. Maxi.

Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi, anggota Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI) mengatakan, capaian vaksinasi lansia masih agak lambat.

Hingga Kamis (1/4) pukul 12.00 tercatat baru 1,6 juta orang dari target 21,5 juta lansia yang divaksinasi. Ada beberapa hal yang menjadi problem vaksinasi lansia.

Baca Juga: Warga Desa Balongan Alami Trauma, Merasa Takut Ketika Dengar Bunyi

“Pertama, lansianya tidak tahu ada program vaksinasi COVID-19, tidak tahu bahwa lansia termasuk prioritas, dan tidak tahu bagaimana cara menerima vaksin. Kedua, ada lansia yang tahu, tapi tidak ada yang mengantarkan. Ketiga, ada lansia yang tahu, ada yang mengantarkan, tapi terkendala e-KTP-nya beda wilayah atau ada komorbid,” jelas Prof. Soedjatmiko.

Peran serta seluruh komponen masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendorong percepatan
program vaksinasi kepada lansia ini.

“Masyarakat kalau ada tetangganya yang belum tahu, tolong diberi tahu. Yang tidak bisa pergi, tolong dibantu, diantarkan supaya bisa tervaksinasi. Bagi anak yang punya orangtua lansia, tolong diingatkan,” ujar Prof. Soedjatmiko.

Baca Juga: Korban Kebakaran Kilang Minyak Balongan Minta Kompensasi Rp20 Juta: Mental Kami yang Parah

Prof. Soedjatmiko juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat juga telah melakukan
berbagai upaya melakukan percepatan vaksinasi lansia.

“Pertama, pemerintah berusaha untuk mendatangkan lansia ke tempat-tempat pelaksanaan vaksinasi. Kedua, menambah tenaga vaksinator dan tempat pelaksanaan vaksinasi yang baru. Dan ketiga, menyediakan jumlah vaksin yang cukup. Untuk itu, RT/RW bersama Satgas COVID-19 di tingkat pemukiman warga diharapkan bisa jemput bola, mendata, dan menghubungi lansia di wilayahnya,” papar Prof. Soedjatmiko.

Lansia dihimbau untuk dapat segera melakukan vaksinasi COVID-19. Kalau lansianya
umurnya kurang sedikit, tidak apa-apa, yang penting bersedia divaksin. Aturan pemerintah
juga tidak kaku.

Baca Juga: Ritual Misa Disederhanakan, Begini Prosesi Ibadah Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta

Daftar pertanyaan secreening vaksinasi lansia juga sudah direvisi. Jika dulu ada 16 pertanyaan sekarang tinggal 6 atau 7 pertanyaan.

"Yang penting, lansianya bugar, fisiknya kuat, bicara tidak terengah-engah, gula darah terkontrol, tidak ada penyakit lain yang berat. Kalau ada penyakit yang dikhawatirkan, bisa kontrol dulu ke dokter. Kalau dokter bilang boleh, bisa divaksin,” tutup Prof. Soedjatmiko.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah