Waspada! BMKG Prediksi Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia Semakin Besar

22 November 2020, 15:15 WIB
Ilustrasi Tsunami /PIXABAY/KELLEPICS

PORTAL MAJALENGKA-Gempa bumi dan tsunami tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Isu gempa bumi telah merebak sehingga menimbulkan kecemasan masyarakat yang mendapat informasi mengenai prediksi datangnya gempa bumi.

ITB dikabarkan telah melakukan riset mengenai gempa bumi dan tsunami hingga ramai diperbincangkan.

Sebagaimana diberitakan PORTALJEMBER dalam artikel: Gawat! Potensi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia Semakin Besar, BMKG Sudah Lakukan Persiapan Ini, Riset ini sebenarnya bukan untuk menebar kerisauan di masyarakat namun demi mendapatkan data agar jika suatu saat terjadi bencana, Indonesia sudah siap menangani.

Baca Juga: Satu Pekan Kedepan BMKG Prediksi akan Terjadi Cuaca Ekstrim pada Wilayah Berikut

Kabar terbaru, BMGK akan melakukan latihan mitigasi dan evakuasi jika suatu saat Indonesia dilanda gempabumi dan juga tsunami.

Memang beberapa waktu terakhir Indonesia sangat sering dilanda gempabumi baik dalam skala kecil maupun besar. Karena itu BMKG menginginkan latihan ini jadi acuan jika suatu saat terjadi bencana.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan pentingnya melaksanakan gladi evakuasi gempa bumi dan tsunami, mengingat terjadi lonjakan kejadian gempabumi dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Begini Syarat dan Cara Cairkan Bantuan Subsidi Upah Bagi Guru Honorer

"Kejadian gempabumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4000-6000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an. Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018 tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan," jelas Dwikorita, dalam pernyataan resmi Selasa 6 Oktober 2020.

Hari ini, Selasa 6 Oktober 2020, BMKG bersama dengan 24 negara lain serentak melakukan IOWave20, latihan mitigasi dan evakuasi dalam merespons sistem peringatan dini tsunami.

Kegiatan dua tahunan ini diselenggarakan oleh Inter-governmental Coordination Group-Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG-IOTWMS)-UNESCO.

Baca Juga: Salah Hitung, Posisi Jawa Barat Naik Menjadi Peringkat Tiga MTQ Nasional 2020

Menurut Dwikorita hal tersebut perlu diwaspadai, karena sebagian besar tsunami yang terjadi di dunia dipicu oleh gempa bumi.

Oleh karena itu, perlu diperkuat sistem mitigasi gempabumi dan tsunami mengingat hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa bumi.

"Jadi intinya kita harus selalu waspada dan siap apabila sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami. Inilah yang membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil cekatan, tidak canggung, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi gempabumi dan tsunami," lanjutnya.Dwikorita menambahkan, Sistem Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini

Baca Juga: UMK Karawang Tertinggi Rp4.798.312, Banjar Terendah Rp1.831.884,83

Tsunami telah dibangun di Indonesia sejak tahun 2008, dengan memasang ratusan jaringan sensor gempabumi yang diperkuat dengan Internet of Things (IoT), Super Computer dan Artificial Intelliget (AI), dan dilengkapi dengan Pemodelan Matematis untuk memantau kejadian gempabumi dan memprediksi Potensi Kejadian Tsunami sebagai akibat dari gempabumi tersebut.

"Latihan ini sangat tepat untuk melatih kecepatan kita dan menguji kecepatan kita dalam merespon peringatan dini, yang sekaligus juga menguji keandalan sistem peringatan dini tersebut."

"Apakah WRS New Generation yang baru dipasang bisa memberikan informasi yang cepat tepat dan akurat. Apakah sirine yang dipasang di wilayah rawan gempa dan tsunami dalam kondisi yang baik. Dan yang paling penting, apakah petugas di pemerintah daerah misal BPBD atau Pusdalop benar-benar sudah siaga 24 jam dalam menjalankan perintah evakuasi," imbuh Dwikorita.

Baca Juga: Masih PSBB pra-AKB, Acara di Kabupaten Bogor Maksimal 150 Peserta

"Untuk keberhasilan sistem ini dalam mencegah korban jiwa, kesiapan seluruh pihak baik di Pusat serta Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat dalam merespon Peringatan Dini untuk penyelamatan diri di daerah rawan perlu selalu ditingkatkan, melalui edukasi dan pelatihan ataupun gladi evakuasi, juga penyiapan peta, jalur dan tempat evakuasi yang memadai," tambah Dwikorita

"Mari berpartisipasi dalam IOwave20 untuk membangun kesiapan menghadapi tsunami di masa pandemi," tutup Dwikorita.***(Yunia Permadani Putri E/PORTALJEMBER)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Rasyid

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler