PORTA MAJALENGKA – Meski terus dipantau oleh Kementerian Kominfo, namun berita bohong atau hoaks mengenai Covid-19 masih belum reda.
Terbaru, sebuah unggahan beredar di Facebook dan Instagram dan menyatakan vaksin Covid-19 dapat merusak asam deoksiribonukleat (DNA) sebagai penyusun gen di dalam inti sel seseorang.
Unggahan tersebut mengklaim seorang ahli osteopati bernama Dr Carrie Madej, D.O telah memberikan penjelasan potensi kerusakan DNA yang disebabkan oleh vaksin Covid-19.
Baca Juga: Benarkah Tim Medis Tidak Manusiawi? Cek Kebenarannya Disini
Kerusakan DNA itu mengacu pada alasan vaksin yang dikembangkan mengandung kode genetik sintesis dari virus SARS-CoV-2 dan tidak seperti vaksin tradisional lainnya.
Unggahan tersebut juga menyebutkan vaksin yang dikembangkan itu belum pernah digunakan pada manusia sebelum uji coba baru-baru ini.
Baca Juga: Benarkah UAS Haramkan Facebook, Cek Faktanya Disini
Unggahan tersebut pun menyertakan video berdurasi lima menit 39 detik tentang penjelasan Dr Carrie Madej mengapa vaksin dapat merusak DNA. Namun, benarkah vaksin COVID-19 dapat merusak DNA?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, vaksin Covid-19 dapat merusak DNA seseorang adalah klaim yang salah. Video Carrie Madej sebelumnya telah beredar di Inggris pada Juli 2020.
Baca Juga: Benarkah MUI Melarang Vaksin Covid-19 dari China? Ini Faktanya
Video Carrie Madej pertama kali diunggah di YouTube pada Juni 2020 dan telah beredar di Amerika Serikat, Inggris, dan negara lainnya.
Mengutip artikel penjelasan BBC berjudul “Coronavirus: False and misleading claims about vaccines debunk”, yang disiarkan pada 25 Juli 2020, adalah klaim salah jika vaksin akan mengubah DNA penerima.
Artikel itu menyebutkan ada sekitar 25 kandidat vaksin yang sedang uji klinis di dunia mengacu data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tapi, tidak ada satu pun dari vaksin tersebut yang mengubah DNA manusia.
Baca Juga: Beredar Kabar Ijazah Jokowi Palsu, Ini Faktanya
Vaksin-vaksin tersebut dirancang untuk memicu respons kekebalan tubuh dengan melatih tubuh untuk mengenali dan melawan virus.
Carrie Madej juga telah membuat klaim palsu lainnya dengan mengatakan uji coba vaksin “tidak mengikuti protokol ilmiah apa pun untuk memastikan hal itu aman”. ***