Kampung Kauman Magetan Dibumihanguskan PKI, Tentara Siliwangi Menyerbu

12 September 2022, 11:50 WIB
Ilustrasi. Kampung Kauman Magetan Dibumihanguskan PKI, Tentara Siliwangi Menyerbu /YPKP1965/

PORTAL MAJALENGKA - PKI atau Partai Komunis Indonesia adalah sebuah gerakan politik dengan ideologi komunis.

Meski memiliki tujuan kesetaraan sama rata, sama rasa, namun dalam perjalannya, PKI telah banyak membuat pemberontakan bahkan keonaran.

Anggota PKI dalam melancarkan aksinya banyak melibatkan para tani, buruh, nelayan, dan orang-orang miskin dengan sasaran utamanya adalah menghancurkan para pejabat kaya, orang asing bersama anteknya, para raja dan keturunannya, bahkan ulama serta santri.

Baca Juga: Kutil Hidupkan AMRI di Tegal, Organisasi Bawahan PKI Untuk Lancarkan Gerakan Antiswapraja

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:42), sebelum kejadian tragedi Madiun, Magetan menjadi sasaran permulaan sebagai ajang pemanasan.

Pada saat adanya pemberontakan di Magetan, masyarakat Kauman hanya tahu tentang banyaknya terjadi perampokan kala itu.

Perampokan-perampokan itu terjadi sebelum September 1948 dan dilanjutkan dengan pembakaran rumah.

Baca Juga: Mantan Anggota PKI Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Siapa dan Bagaimana Kisahnya?

Menurut Kusman seorang anggota tim sejarah peristiwa 1948 dalam buku yang sama, salah satu korban yaitu Haji Ibrahim, merupakan pedagang kaya di Magetan, 5 rumahnya habis dibakar.

Sedangkan pada saat itu, di kampung Kauman sendiri sudah 4 sampai 5 rumah warga yang dibakar oleh PKI.

Kauman dalam sejarahnya merupakan sebuah wilayah yang dihuni oleh kaum beriman, terdiri dari mayoritas orang islam dari kalangan santri, sehingga dalam pengucapannya disingkat agar lebih mudah dengan sebutan Kauman.

Baca Juga: SEJARAH INDONESIA, Letda Soedjono Gugur Saat Pertahankan Perkebunan Karet yang Diambil Paksa PKI

Puncaknya, kampung Kauman dibumihanguskan oleh PKI pada 24 September 1948 dengan 72 rumah ludes terbakar dan 149 laki-laki digiring ke Maospati.

Menurut Parto Mandojo seorang saksi mata mengisahkan dalam buku yang sama, mereka digiring ke Maospati, kemudian dipindah ke Glodok, dipindahkan lagi ke Geneng dan Keniten.

Namun beruntung, saat PKI akan menghabisi nyawa mereka satu persatu, Tentara Siliwangi datang dan menyerbu komplotan PKI.

Korban-korban kekejian PKI kala itu di wilayah Magetan selain dari Kampung Kauman, pesantren PSM Takeran juga menjadi sasaran.

Setelah pesantren PSM Takeran, disusul dengan pesantren Burikan hingga kyai Kenang, kyai Malik, dan Muljono menjadi korban kekejaman PKI.

Sebelum menuju ke daerah-daerah pesantren, PKI terlebih dahulu menyerang para tentara dan polisi, seperti Komandan Depo Militer V, Kapten Soebirin, kemudian Inspektur Polisi (sekarang Kapolres) Ismiadi.

Setelah tentara dan polisi, lalu penyerangan para pejabat daerah dan dilanjutkan dengan penyerangan terhadap ulama dan kaum santri.

Tipu muslihat yang dilancarkan PKI untuk ulama dan kaum santri diketahui dengan cara menyebar undangan di kantor kecamatan, lalu kemudian dikumpulkan dan digiring.

Peristiwa di Magetan saat itu menjadikan pesantren-pesantren kehilangan para pemimpinnya, tak berselang lama, meletuslah peristiwa di Madiun yang dikenal dengan Madiun Affair 1948.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri,

Tags

Terkini

Terpopuler