Paksakan Mudik Bisa Timbulkan Lonjakan Kasus Baru

17 April 2021, 10:25 WIB
Ilustrasi mudik. /Pixabay/al-grishin

PORTAL MAJALENGKA - Pelarangan mudik dari sudut pandang kesehatan saat pandemi COVID- 19 dinilai sebagai langkah yang tepat.

Pasalnya, memaksakan mudik dalam kondisi seperti saat ini bisa menimbulkan lonjakan kasus positif Covid-19.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Prof. dr. Hasbullah
Thabrany, MPH., Dr. PH menjelaskan, Covid-19 penularannya terjadi antar manusia dalam jarak dekat, tidak melalui perantara seperti flu burung.

Baca Juga: Kapan Terjadi Lailatul Qadar? Begini Keterangan Alquran dan Hadis

Sehingga solusi terbaik adalah membuat jarak atau kontak antar manusia sedikit mungkin. Nah, mudik berpotensi menciptakan kerumunan, baik saat perjalanan maupun di kampung halaman.

Apalagi, lanjut Prof. Thabrany, jika berkumpul itu sifat manusia kerap lupa menjaga jarak atau menerapkan protokol kesehatan.

"Ini kalau tidak dikendalikan akan menimbulkan kasus baru," ujar Prof. Thabrany, Kamis (15/4).

Baca Juga: Polisi Pelototi Jalan Tikus Wilayah Ciayumajakuning untuk Cegah Mudik

Menurutnya, saat ini dengan teknologi, silaturahmi bisa dilakukan dengan telepon atau video call kapan saja.

Soal anggapan mudik bisa menggerakkan ekonomi daerah yang saat pandemi saat ini, Prof.
Thabrany mengatakan, banyak hal lain yang bisa dilakukan selain mudik.

Misalkan, ongkos mudik yang nilainya tidak sedikit bisa dialihkan untuk investasi di darah. Menurutnya, ongkos mudik sekeluarga itu tidak murah, bahkan mungkin bisa untuk membeli sebidang tanah di daerah.

Baca Juga: Channel YouTube Gen Halilintar dan Thariq Halilintar Diretas Hacker Rusia, Begini Kondisi Terkini

Lagi pula saat ini amat mudah mengirim uang untuk keluarga atau sanak saudara di daerah
melalui layanan perbankan.

Uangnya tetap bisa dibelanjakan di kampung halaman dan roda perekonomian di daerah tetap berjalan tanpa harus mudik. Atau bisa juga ongkos mudik dialihkan untuk membantu yayasan yatim piatu atau lembaga pendidikan.

"Jadi ongkos mudik bisa digunakan hal yang lebih produktif," kata Prof. Thabrany.

Baca Juga: Surah Al-Qadr, 5 Ayat Alquran yang Khusus Bahas Lailatul Qadar Berikut Teks Arab dan Latin Serta Artinya

Sebaliknya, jika muncul lonjakan kasus baru karena memaksakan mudik justru akan menyebabkan pemerintah mau tidak mau akan melakukan pengetatan lagi yang menyebabkan juga orang makin tidak bergerak ekonomi juga tak bergerak.

Sehingga jangka panjangnya, kalau tidak dilarang mudik justru dampak pertumbuhan ekonomi akan lebih besar.

Baca Juga: LTMPT Tiadakan Ujian Susulan, Termasuk Peserta UTBK Positif Covid-19

"Karena lonjakan kasus baru akan menimbulkan reaksi ketakutan baru. Ekonomi melambat juga," tegasnya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler