Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Waspadai Bencana Hidrometeorologi

10 Desember 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi longsor.* /Dok BNPB

PORTAL MAJALENGKA - Menjelang puncak musim penghujan yang diprediksi pada Januari hingga Februari 2021, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau semua pihak untuk mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi.

"Kami mengimbau pihak-pihak terkait di pemerintah pusat dan daerah, maupun masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi mendapatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, agar mewaspadai adanya ancaman hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan banjir bandang," papar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis sebagaimana dilansir Antara, Selasa (8/12/2020).

Berdasarkan hasil pemantauan tersebut bahwa perkembangan musim hujan yang diprediksi akhir November 2020 lalu menunjukkan sebanyak 61 persen wilayah di Indonesia telah memasuki musim penghujan diantaranya, sebagaian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagaian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, Jakarta, sebagain besar Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagaian Jawa Timur.

Baca Juga: Hasil Terkini Penghitungan Suara Sementara Pilkada Indramayu: Nina-Lucky Menang di 23 Kecamatan

Selain itu juga terdapat di sebagian besar Bali, sebagian NTB, Flores bagian utara, Kalimantan, sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan abagian barat, Maluku utara, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua bagian utara.

Diberitakan Jurnal Presisi dalam artikel Waspadai Bencana Hidrometeorologi Saat Puncak Musim Hujan, Simak Penjelasan BMKG!, Sementara itu, anomali iklim La Nina juga terpantau masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level moderat.

Baca Juga: Menko Airlangga: Vaksin dan UU Ciptaker Jadi Penggerak Ekonomi Indonesia 2021

Dalam hal ini, suhu muka laut Samudera Pasifik bagaian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar minus 1,4 derajat celcius. 

Sehingga nampak perkembangan saat ini menunjukkan bahwa intensitas La Nina moderat di prediksi pada puncaknya yang terjadi pada Januari hingga Maret 2021 dan kemudian akan melemah pada Mei 2021.

Dengan adanya hal tersebut maka La Nina akan berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagaian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua.

Baca Juga: Melalui Program Gasifikasi Batu Bara, Pertamina Kembangkan Energi Alternatif

Puncak musim penghujan tahun 2020/2021 di prediksi terjadi pada Januari-Februari 2021 untuk sebagian besar wilayah di Indonesia yang umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia.

Berdasarkan latar belakang anomali iklim La Nina yaitu, meningkatnya aktivitas Monsoon Asia pada Desember yang dapat disertai oleh beberapa fenomena atmosfer khusus lainnya.

Seperti, cold surge (seruakan dingin Asia), gelombang atmosfer ekuator (MJO), dan adanya pertemuan massa udara antartropis (Inter Tropical Convergence Zona-ITCZ).

Baca Juga: Tak Dapat BLT UMKM, Pemerintah Siapkan Bantuan Lain Senilai Rp2 Juta! Begini Infonya

Fenomena-fenomena tersebut diketahui bahwa bisa saja terjadi secara bersamaan ataupun sendiri-sendiri serta dapat memicu curah hujan ekstrem yang akan berdampak signifikan, diprediksi dapat terjadi dalam periode minggu terakhir antara Desember 2020 hingga Januari 2021. *** (Rima Ayu Dwianita/Jurnal Presisi)

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler