BISA GATAL-GATAL jika Nekat Memakannya, Pantangan Salah Satu Desa di Majalengka Ini Berkaitan dengan Asal-usul

- 12 September 2023, 23:23 WIB
BISA GATAL-GATAL jika Nekat Memakannya, Pantangan Salah Satu Desa di Majalengka Ini Berkaitan dengan Asal-usul.*/Foto Ilustrasi/Ikon Kabupaten Majalengka
BISA GATAL-GATAL jika Nekat Memakannya, Pantangan Salah Satu Desa di Majalengka Ini Berkaitan dengan Asal-usul.*/Foto Ilustrasi/Ikon Kabupaten Majalengka /TATI PURNAWATI/KC/

PORTAL MAJALENGKA - Wilayah Majalengka terdiri dari 330 desa, 13 kelurahan, dan 26 kecamatan. Layaknya di berbagai daerah yang miliki asal-usul, sebuah desa di Majalalengka miliki asal-muasal nama desa yang cukup unik dan menyebabkan tercetusnya beberapa larangan.

Larangan atau pantangan di sebuah desa di Majalengka ini berlaku bagi masyarakatnya. Apabila nekat melanggar, maka akan ada konsekuensi yang harus diterimanya. Penduduk sekitar percaya bahwa konsekuensi yang akan diterima masyarakat yang nekat melanggar adalah munculnya sebuah penyakit kulit.

Penyakit kulit yang dimaksud adalah berupa gatal-gatal yang menjalar ke seluruh tubuh. Mitosnya, penyakit kulit tersebut bisa disembuhkan hanya dengan cara meminta maaf dan berkunjung ke depan makam pendiri desa tersebut.

Baca Juga: Misteri Pelet Marongge di Sumedang yang Diyakini Mampu Luluhkan Hati Lawan Jenis dan Asal Usul Terbentuknya

Desa yang dimaksud bernama Desa Ujungberung yang masuk Kecamatan Sindangwangi dan masih berdekatan dengan wilayah Rajagaluh. Asal-usul penamaan Desa Ujungberung ini bermula dari pelarian seorang penguasa sebuah wilayah bernama Mbah Sapu Jagat.

Mbah Sapu Jagat menguasai dan memimpin sebuah wilayah yang disebut Pesawahan dan masih menganut kepercayaan Hindu. Sedangkan di wilayah Cirebon telah berdiri Kesultanan Cirebon yang bercorak Islam dengan pemimpinnya yakni Sunan Gunung Jati.

Singkat cerita, datanglah sebuah utusan dari Cirebon ke Pesawahan untuk mengislamkan Mbah Sapu Jagat. Sementara Mbah Sapu Jagat yang merasa terusik dan masih memegang teguh kepercayaannya itu tersulut emosi, sehingga menantang Sunan Gunung Jati dengan cara berperang.

Baca Juga: Smartphone Poco X3 Pro Cocok buat Para Gamers, Punya Spesifikasi Kuat Harga Terjangkau

Tak lama datanglah para prajurit Kesultanan Cirebon untuk mengabulkan tantangan Mbah Sapu Jagat yang berakhir dengan perlawanan. Namun Mbah Sapu Jagat harus menelan kekalahan dan melarikan diri dengan kedua anaknya ke arah selatan.

Prajurit Kesultanan Cirebon pun mengejarnya hingga ke selatan. Mbah Sapu Jagat merasa kewalahan dan bersembunyi di balik rumpunan tanaman oyong.

Persembunyian Mbah Sapu Jagat terendus. Prajurit pengejar pun lari ke dalam semak rumpun oyong yang rupanya dihuni oleh seekor kijang. Kijang tersebut melesat keluar dan mengagetkan rombongan prajurit pengejar Mbah Sapu Jagat.

Baca Juga: Anggota DPR RI Bingung, Stok Cadangan Pangan Ada tapi Harga Beras Terus Naik

Entah karena merasa lapar atau kesal, para prajurit tersebut malah mengejar kijang dan melupakan niat awal untuk mengejar Mbah Sapu Jagat. Oleh karena itu, wilayah ini dinamakan Ujungberung atau bisa diartikan sebagai ujung dari sebuah pengejaran.

Karena jasa tanaman oyong dan kijang itu, Mbah Sapu Jagat yang merasa berhutang budi mencetuskan sebuah sumpah dan menjadi larangan bagi penduduk desa tersebut.

Larangannya adalah pantang memakan oyong dan daging kijang. Apabila melanggar, maka akan terkena penyakit gatal-gatal.

Baca Juga: Foto Prewed Berujung Petaka, Polisi Tetapkan Tersangka Kebakaran Bukit Bromo, Manager WO Terancam Dipenjara!

Itulah sekilas tentang asal-usul desa di wilayah Majalengka bernama Ujungberung dengan pantangan bagi penduduknya.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah