PORTAL MAJALENGKA - Setiap orang tentu mengharapkan dapat berangkat berhaji ke tanah suci. Lebih dari itu, menjadi haji yang mabrur dan diberkahi Allah SWT.
Menurut bahasa, haji mabrur merupakan haji yang baik atau yang diterima oleh Allah SWT. Sedangkan menurut istilah syar’i, haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya dan dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, kewajiban dan juga menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menjelaskan bahwasanya balasan bagi jamaah haji yang mabrur akan mendapatkan surga.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya, “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga,” (HR Bukhari).
Rasulullah SAW juga memberikan tanda atau ciri-ciri bagi setiap orang yang mendapatkan predikat mabrur hajinya. Sebagaimana dikatakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
Artinya:
"Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian."
Selain itu dikutip juga oleh Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya.
سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام وقال صحيح الإسناد ولم يخرجاه
Artinya:
“Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.”
Sebagaiman dijelaskan dalam kedua hadist tersebut bahwa tanda atau ciri-ciri mabrurnya haji seseorang ada tiga.
1. Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam).
2. Menebarkan kedamaian (ifsya’us salam).
3. Memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am).
Baca Juga: STKIP Yasika Majalengka Gandeng Bank BTN Cirebon
Itulah tiga ciri-ciri haji mabrur menurut Rasulullah SAW. Dari penjelasan tersebut tentu dapat disimpulkan bahwa orang yang berhaji tidak hanya menjaga hubungan dengan Allah SWT (habluminallah) saja akan tetapi menjaga hubungan dengan sesama manusia (habluminannas) juga diperlukan.
Semoga kita dapat pergi berhaji dan menjadi haji mabrur menurut Rasulullah SAW.***