PAGELARAN WAYANG DILARANG di Desa Weragati Majalengka, Begini Asal-usulnya!

- 28 November 2022, 06:38 WIB
PAGELARAN WAYANG DILARANG di Desa Weragati Majalengka, Begini Asal-usulnya!
PAGELARAN WAYANG DILARANG di Desa Weragati Majalengka, Begini Asal-usulnya! /

PORTAL MAJALENGKA - Kesenian wayang telah ada sejak dahulu baik di Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Jawa Barat termasuk Majalengka.

Jawa Barat memiliki kesenian wayang bernama wayang golek. Oleh karena itu Wayang golek pun menjadi salah satu kesenian yang disukai oleh warga Majalengka.

Namun ternyata pagelaran Wayang dilarang di salah satu desa di Majalengka yakni Desa Weragati, Kecamatan Palasah.

Baca Juga: CARA DAPAT Saldo DANA Gratis Rp100.000 Langsung Cair, BISA DICOBA

Dilansir dari channel YouTube Masika Ngalap Barokah, hal tersebut terjadi akibat kisah kelam yang pernah terjadi di Desa Weragati.

Dikisahkan bahwa setelah Weragati menjadi sebuah Desa, Kepala Desa disebut sebagai Bewu.

Sebelumnya Kepala Desa disebut Demang, namun saat Weragati dibawah kekuasaan Kesultanan Cirebon, maka diganti menjadi Bewu.

Baca Juga: Ada Pohon Jati Tunggal Keramat di Majalengka, Tidak Ada yang Berani Menebang

Hal tersebut karena pengaruh Islam sudah masuk ke wilayah ini, sehingga spesifikasi Kepala desa pun mengikuti anjuran dari Kesultanan Cirebon.

Konon dahulu diperintahkan bagi seorang Kepala Desa selain dapat memimpin warganya, juga mampu untuk menikahkan warganya.

Bewu merupakan penggabungan 2 kata yakni 'Lebe' dan 'Kuwu'. Lebe berarti orang yang menikahkan, sedangkan Kuwu merupakan seorang pimpinan Desa.

Baca Juga: Hasil Matchday 2 Grup E Piala Dunia 2022 Qatar: Jepang Tumbang, Kosta Rika Urung Hengkang

Di Desa Weragati, sebutan Bewu berjalan selama 45 tahun, dan berkisar di tahun-tahun itulah kisah asal-usul pelarangan kesenian wayang ini muncul.

Suatu ketika seorang Bewu Weragati mengadakan hajatan syukuran karena telah menikahkan putrinya.

Hajatan tersebut dimeriahkan oleh adanya pagelaran wayang (tidak disebutkan wayang golek/wayang kulit).

Baca Juga: BEDA DAERAH LAIN, Bukan Kedelainya tapi Daunnya yang Diolah dan Jadi Kuliner Khas Majalengka

Pagelaran wayang tentunya dipandu oleh seorang dalang yang memaparkan alur cerita serta makna di dalam pagelarannya.

Namun seusai hajatan, rumah Bewu tersebut diributkan oleh menghilangnya sang pengantin wanita.

Usut punya usut ternyata pengantin perempuan itu telah dibawa atau diculik oleh sang dalang.

Seluruh warga pun mencari kemana perginya sang dalang dan pengantin wanita tersebut, termasuk Bewu kala itu.

Baca Juga: Misteri Petilasan Nyai Ratu Rambut Kasih di Majalengka, Pernah Ada yang Mati Karena Buang Limbah

Setelah dicari ternyata pengantin wanita itu ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa tergantung di rindangnya pohon beringin.

Sebagian warga berpendapat ia tidak tergantung, melainkan disembunyikan di balik pohon beringin.

Sontak Bewu yang mempunyai hajat tersebut marah besar dan mengeluarkan kalimat kutukan bahwa warga desa dan keturunannya tidak boleh menyelenggarakan kesenian wayang.

Baca Juga: Yuk Pelajari Contoh Soal Tes Tulis PPK Lengkap Jawabannya, Agar Bisa Lolos Tes CAT

Hal itu berlaku hingga saat ini. Ada sebuah cerita bahwa salah satu warga ada yang memaksa menyelenggarakan pagelaran tersebut.

Alhasil sebelum pagelaran dimulai, badai angin dan hujan datang hingga keesokan harinya dan pagelaran pun dibatalkan.

Itulah sekelumit kisah tentang asal-usul larangan diadakannya pagelaran wayang di Desa Weragati, kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka. Wallahu a'lam.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Channel YouTube Masika Ngalap Barokah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah