Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Suporter Pada Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Diduga Telan 60 Korban Jiwa
"Tapi kalau ada utusan dari kerajaan lain yang akan bersahabat dan bekerjasama, maka terimalah dengan baik dan ramah" sang ratu menegaskan.
Namun kemudian sang ratu berucap kepada para senopatinya dengan penuh keseriusan "sebentar lagi akan ada tamu, orang ini berbadan tegap dan cakap, tetapi ia akan menimbulkan bencana, setelah kerajaan ini terlepas dari tangan kita, rakyat akan berubah keyakinan dan kepercayaan" ucapnya.
Itulah yang disampaikan Ratu pada Senopati dan rakyatnya, agar lebih waspada terhadap siapa saja yang datang ke wilayah Panyidagan.
Baca Juga: Buntut Kerusuhan di Kanjuruhan, Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Terancam Ditunda
Hebatnya, para Hulubalang, Senopati, bahkan rakyat kerajaan tidak ada yang menentang. Mereka meyakini bahwa semua ucapan Ratu pasti akan terjadi di suatu hari nanti.
Ki Gedeng Cigobang, Ki Gedeng Mardapa, dan Ki Gedeng Kulur bertugas menjaga daerah perbatasan, lalu merekapun mendirikan pondok agar lebih mudah mengawasi.
Bangunan pondok ini berdiri di atas sebuah tebing yang dapat leluasa melihat siapa saja yang lewat dan memasuki daerah perbatasan.
Waktu pun berlalu cukup lama, sampai suatu ketika, saat mereka sedang asik berbincang, tiba-tiba terlihat seorang pemuda.