"Sebagai upaya pelestarian bangunan bersejarah,” ujarnya seperti dikutip dalam Buku Napak Tilas Jalan Daendels karya Angga Indrawan.
Secara keseluruhan, kawasan pusat kota Kabupaten Pati lebih berorientasi untuk kegiatan politik dan pendidikan.
Baca Juga: Lirik Lagu Sunda 'Runtah' Ciptaan Doel Sumbang, Menceritakan Fenoma Ironi Wanita Cantik
Hal ini dapat dilihat dengan lebih mendominasinya beberapa bangunan sekolah dan kantor pemerintahan yang memang telah ada sejak zaman kolonial, baik pada abad ke-19 maupun pembuka abad ke-20.
Semua bangunan heritage bergaya art deco, terpusat di Jenderal Sudirman, termasuk salah satunya kantor pos yang didirikan pada pengujung abad ke-19. Bangunan ruko dan kegiatan niaga, hanya terhitung satu, dua, dan tiga.
Memasuki Jenderal Sudirman menuju pusat kota, orientasi jalur seperti kebanyakan kota-kota sebelumnya, dibuat satu arah. Jalan Jenderal Sudirman menuju alun-alun dibuat dengan orientasi timur-barat.
Baca Juga: GRATIS Download Video TikTok tanpa Watermark via SSSTikTok, SnapTik dan Save From
Jika ingin menikmati nuansa pemerintahan kecil kolonial di rute ini, perlu berputar di Jalan Kolonel Sunandar dengan berbelok kiri dan kembali masuk melalui Jalan Pangeran Diponegoro.
Selepas alun-alun, Groote Postweg bertemu di Jalan Pemuda yang 12 kilometer ke timur menghubungkan dengan daerah Juwana, satu kecamatan di Pati yang begitu penting di era karesidenan.***