Menapak Sejarah Kota Bogor, Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 6)

- 25 Mei 2022, 09:00 WIB
Istana Bogor (Boetenzorg) Ternyata Awalnya Bertingkat. Namun Karena Ini  Kemudisn Diruntuhkan../tangkap layar dari laman if you know
Istana Bogor (Boetenzorg) Ternyata Awalnya Bertingkat. Namun Karena Ini Kemudisn Diruntuhkan../tangkap layar dari laman if you know /

PORTAL MAJALENGKA - Penelusuran Jalan Raya Pos atau lebih dikenal Jalan Anyer Panarukan berlanjut ke daerah Bogor.

Jalan poros yang dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels itu memanjang dari ujung Barat hingga Timur pulau Jawa.

Menyisir Jalan Daendels di Bogor mulai dari daerah Jambu Dua. Perjalanan berbelok ke arah timur dengan menyusuri Jalan Ahmad Yani.

Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia U-19 Piala Toulon 2022 di Prancis, Saksikan Aksi Si Anak Ajaib Ronaldo Kwateh

Jalur ini menuju kawasan 'Air Mancur' yang kemudian menghubungkan dengan Istana Bogor yang juga dibangun Daendels pada saat kepemimpinannya.

Jalan Ahmad Yani bernuansa teduh lantaran pepohonan yang masih tertanam rapi di kanan-kiri jalan. Ada inspirasi Daendels di sini. Konon, selain membangun pos-pos penjagaan di tiap 45 kilometerjalan, ia juga menanam pohon kenari atau pohon asam di pinggiran jalan.

Selain memberikan kesan asri, peruntukan pepohonan ini juga untuk memisahkan proyek jalan dengan perkebunan yang dikelola Belanda. Pada zaman tersebut, Bogor memiliki perkebunan luas dengan komoditas mayoritas karet.

Baca Juga: 5 Pelajar Nekat Langgar Larangan Suku Baduy Pewaris Kesaktian Prabu Siliwangi, Ini yang Terjadi

Perkebunan karet bahkan tersebar hingga Kabupaten Bogor wilayah Barat yang berbatasan langsung dengan Rangkasbitung, Banten.

Jalan Ahmad Yani akan berujung di satu kawasan yang saat ini terkenal dengan nama 'Tongkrongan Air Mancur'. Ini merupakan kawasan favorit para muda-mudi Bogor menghabiskan malam akhir pekan.

Pusat kuliner murah meriah, terhampar di lokasi yang berjarak satu kilometer garis lurus dengan Istana Bogor tersebut.

Lokasi ini konon merupakan titik awal Belanda melakukan pemetaan lahan. Bila saat ini berdiri Tugu Air Mancur, dulunya di tempat monumen lingkaran berdiameter sepuluh meter itu berdiri tugu tinggi menjulang.

Baca Juga: Sedang Trending: Game Online Gratis tanpa Install Aplikasi di Situs Poki, Bisa Pakai Smartphone maupun PC

Tugu berbentuk obelisk berwarna putih dengan relief simbol mahkota Kerajaan Belanda. Witte Paal, begitu nama monumen kejayaan Belanda itu, dibangun untuk mengenang kembalinya Buitenzorg dari tangan Inggris.

Sebagai bagian dari upaya menghapus sisa-sisa kenangan pada kolonialisme, pada 1964 tugu bernama witte paal itu diratakan dengan tanah.

Dari lokasi air mancur, perjalanan menyusuri Jalan Daendels melewati satu jalur protokol yang kini bernama Jalan Jenderal Sudirman. Di sepanjang jalan masih terdapat bangunan peninggalan Belanda yang masih berfungsi hingga kini.

Kebanyakan bangunan Belanda itu dipergunakan sebagai kantorTNl Angkatan Darat dan Kepolisian.

Baca Juga: Penyalahgunaan BBM Bersubsidi Terbesar Sepanjang 2022 Terungkap, Bareskrim Ungkap di Pati

Istana Bogor menjadi pesona bagi wisatawan di Kota Hujan. Selain ratusan rusa yang dipelihara di halamannya, bangunan ini juga menjadi daya tarik karena kekokohannya mengingatkan kita kembali pada sejarah kolonialisme Belanda.

Lokasinya di posisi 'tusuk sate' antara Jalan Sudirman dan Jalan Juanda. Istana Bogor merupakan satu bangunan terbesar dan terluas yang ditinggalkan Daendels di Bogor.

Seperti dijelaskan pada buku-buku sejarah, Daendels pad a masa kepemimpinannya sempat memindahkan ibu kota pemerintahan dari Batavia ke Weltevreden, Gambir. Tak hanya itu, sang tangan besi juga memindahkan kediamannya dari Batavia ke Buitenzorg (Bogor).

Mengingat ini merupakan jalan milik petinggi, maka tak heran di Jalan Juanda tempat berdirinya Istana dibuat agak melebar.

Baca Juga: Rahasia Kecantikan Gadis Baduy Banten, Pewaris Adat Budaya Sunda Warisan Prabu Siliwangi

Memang dulunya, Jalan Juanda ini dikenal masyarakat sebagai Jalan Besar atau Groote Weg. Dari Groote Weg dan Istana inilah, Daendels mengatur pemetaan di wilayah Bogor bersama dengan para penasihatnya.

Daendels mengembangkan Bogor menjadi tempat para pejabat Belanda yang datang bertamu. Beberapa bangunan seperti vila dan hotel masih berdiri di sepanjang Jalan Juanda.

Satu-dua bangunan kini telah berubah fungsi menjadi kantor pemerintahan maupun pusat perbelanjaan. Ya, Bogor memang pusat perbelanjaan bagi mereka yang bosan berbelanja di Jakarta.

Menyisir Jalan Juanda dan melewati Kebun Raya Bogor, Jalan Daendels kembali menyempit di Jalan Suryakencana. Lokasinya tak jauh dari bangunan yang saat ini bernama Bogor Trade Mall.

Baca Juga: Peringatan BMKG: Potensi Banjir Rob Terjadi di Pesisir Indonesia

Jika Jalan Juanda adalah jalannya para pejabat, berbeda dengan Jalan Suryakencana. Jalur ini terbilang lebih kecil dan dikhususkan sebagai pusat perdagangan pada saat Bogor era kolonial.

Maka tak mengherankan, Jalan Suryakencana dulu dikenal dengan nama Handelstraat (jalan perniagaan). Jalan ini segaris lurus dengan gerbang utama Kebun Raya Bogor di Jalan Ir H Juanda.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Napak Tilas Jalan Daendels


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah