Tangkal Hoax Pemilu, Ratusan Siswa SMK di Majalengka Ikuti sekolah Kebangsaan

4 November 2023, 20:00 WIB
Sekolah Kebangsaan. Ratusan Siswa SMK Global Majalengka mengikuti program sekolah Kebangsaan yang digelar oleh Mitra Tular Nalar serta Inisiasi dari Mafindo dan didukung Google.org /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Nur Alam

PORTAL MAJALENGKA – Ratusan siswa SMK Global Jatitujuh Majalengka, mengikuti sekolah kebangsaan yang digelar pada Sabtu 4 Nopember 2023. Sekolah Kebangsaan sendiri merupakan program yang digagas untuk menangkal hoax jelang Pemilu 2024.

Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Global Jatitujuh Mohamad Faisal menjelaskan, ada ratusan anak didiknya yang dipastikan masuk sebagai calon pemilih pada Pemilu mendatang.

"Dari data yang ada, sebanyak 143 anak-anak kami yang duduk di kelas 12 sudah masuk sebagai pemilih pemula. Jadi, pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, mereka sudah punya hak memilih," jelas dia.

Baca Juga: Redmi Note 13 Pro, Smartphone Berkelas yang Terjangkau, Ini Informasi Harga dan Spesifikasinya

Mengingat banyaknya jumlah siswa yang masuk sebagai pemilih pemula, Faisal menilai, program Sekolah Kebangsaan yang digagas Tular Nalar itu, membantu dirinya dalam memberikan pemahaman. "Bagus. Biar anak-anak bisa tereduksi. Karena mereka bisa lebih memahaminya," kata dia.

"Ada bekal. Ketika ada share informasi, mereka bisa lebih paham, sehingga tidak asal share lagi. Usia segini kan emang lagi senang-senangnya bermain gawai, dan bisa menjadi sasaran pihak-pihak yang suka mengirim informasi hoax," lanjut Faisal.

Sementara itu, Person in charge (PIC) Wilayah Majalengka Hasanudin, mengatakan, Kelompok pemilih pemula masih menjadi fokus berbagai kalangan, dalam mengahadapi Pemilu 2024 mendatang. Hal itu seiring dengan tingginya angka pemilih pemula pada Pemilu nanti.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kirimkan Bantuan Kemanusian dari Indonesia untuk Warga Gaza

Mafindo, lewat program Tular Nalar menggelar Sekolah kebangsaan, yang menyasar kalangan pemilih pemula. Lewat program Sekolah Kebangsaan, diharapkan bisa melahirkan pemilih pemula cerdas pada Pemilu mendatang.

"Sekolah kebangsaan ini merupakan agenda Tular Nalar dari program Mafindo yang disupport oleh Google.org," katanya, Sabtu 4 Nopember 2023.

Di Kabupaten Majalengka, Program Sekolah kebangsaan melibatkan pemilih pemula dari kalangan siswa. Ada seratusan siswa kelas 12 SMK Global Jatitujuh yang menjadi sasaran kampanye program tersebut.

Baca Juga: HATI-HATI! 10 Gaya Foto ASN  yang Dilarang Pemerintah Jelang Pemilu 2024

Dijelaskan Hasan, lewat Sekolah kebangsaan, diharapkan bisa memperluas pengetahuan para siswa, yang notabene adalah para pemilih pemula.

"Sehingga diharapkan bisa menjadikan mereka critical thinking dalam mengenal dan mencegah penyebaran hoaks, mis informasi, dan ujaran kebencian terkait pemilu,” kata dia.

"Pada prinsipnya, kami ingin memastikan bahwa siswa, sesuai dengan tanggung jawab dan alam pikirannya, bisa mengambil peran dan terlibat dalam pemilu sebagai pemilih yang cerdas," lanjut Hasan.

Baca Juga: 6 Pemenang Pilwu Serentak 2023 Kabupaten Cirebon Wilayah Kecamatan Ciwaringin, Gempol dan Susukan

Para siswa, jelas Hasan, sejatinya memiliki kesempatan cukup besar untuk terlibat dalam setiap tahapan pemilu. Mereka, lanjut Hasan, memiliki peluang menjadi pemantau pemilu, pengawas, ataupun petugas penyelenggara pemilu.

"Ruang itu semuanya sangat terbuka. Sepanjang siswa diberikan pikiran-pikiran yang bertanggung jawab sebagai warga negara, mereka dapat menularkan pemahaman dan pandangan tentang pemilu dan demokrasi kepada khalayak ramai. Itu untuk memastikan penyelenggara pemilu dapat dikawal, sehingga bisa menghasilkan pemilu yang berintegritas," tegas Hasan.

Akademisi dari STKIP Yasika Majalengka Didi Rusmidi mengatakan, untuk menciptakan pemilih pemula yang cerdas, perlu dilakukan kampanye yang terus menerus. Dari kampanye itu, jelas Didi, setidaknya ada dua keuntungan yang didapat dari kalangan pemilih pemula itu.

Baca Juga: Harga Smartphone Samsung Galaxy A04s Turun Lebih Murah, Spesifikasi Tetap Terjaga Seperti Sebelumnya

"Yang pertama, mereka akan menjadi pemilih pemula yang cerdas. Mereka bisa memilih calon yang benar-benar menurut mereka layak dipilih. Mereka akan menjadi pemilih berdaulat," jelas Didi.

Selain itu, mereka juga akan menjadi kelompok yang tidak mudah termakan informasi yang tidak bertanggungjawab. "Mereka juga tidak terimbas pelanggaran-pelanggaran. Tidak mudah termakan dan menyebarkan hoax," tegas dia.

Ke depan, jelas dia, perlu terus dilakukan program serupa, jika ingin pada Pemilu nanti lahir pemilih-pemilih pemula yang cerdas. "Edukasi kaya gini teh perlu diperbanyak. Apalagi pemilih pemula juga kan banyak. Pemerintah bisa juga melakukan hal seperti ini," jelas dia.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler