BIKIN HERAN, Bekas Pabrik Gula Jatiwangi Majalengka Dipenuhi Mesin Pembuat Kampas Rem

8 Agustus 2023, 22:00 WIB
BIKIN HERAN, Bekas Pabrik Gula Jatiwangi Majalengka Dipenuhi Mesin Pembuat Kampas Rem /Tangkapan layar/YouTube ARISBRAY

PORTAL MAJALENGKA - Beberapa bangunan peninggalan masa Kolonial Belanda masih berdiri di Kabupaten Majalengka termasuk pabrik gula (PG).

Terdapat beberapa bekas pabrik gula di Majalengka peninggalan masa Kolonial Belanda. Salah satunya adalah PG Jatiwangi yang terletak di bagian utara Majalengka.

Di Majalengka, selain PG Jatiwangi, ada pula PG Kadipaten, Parungjaya, dan Gempol yang pada masa itu semuanya saling terhubung dengan alat transportasi berupa kereta api.

Baca Juga: Ada Terowongan Bawah Tanah di Bekas Pabrik Gula Jatiwangi Majalengka Masa Kolonial, Digunakan untuk Apa?

Dilansir dari channel YouTube The Heritage, di dalam bangunan gudang bekas PG Jatiwangi dipenuhi mesin-mesin pembuat kampas rem. Hal tersebut menjadi pertanyaan yang menggelitik untuk mencari jawaban seputar keberadaan mesin-mesin tersebut.

Pasalnya, sebagian besar mesin pembuat gula sudah hilang dan tak berada di bekas PG Jatiwangi.

Dalam sejarahnya, PG Jatiwangi didirikan oleh seorang pengusaha berkebangsaan Belanda bernama R. Twiss dan berada di bawah naungan Perusahaan NV Ament Suikerfabrieken.

Baca Juga: KADES TERPILIH Hasil Pilkadaes Serentak 2023 Kabupaten Kuningan di 5 Kecamatan

Berdiri pada tahun 1848 saat Belanda masih berjaya di Indonesia. Untuk menambah kapasitas produksi, PG Jatiwangi melakukan perluasan pada tahun 1874.

Pada tahun 1896, PG Jatiwangi melakukan perluasan bangunan kembali sekaligus membuat cerobong asap besar yang masih dapat disaksikan hingga saat ini.

Bangunan pabrik kemudian diperkokoh pada tahun 1914 dengan menggunakan bahan besi dan baja pada struktur bangunannya. Pada tahun ini pula PG Jatiwangi memperluas gudang yang dapat memuat beribu-ribu ton gula.

Baca Juga: MASIH BINGUNG Bedakan Layar LCD dan AMOLED pada Smartphone? Simak Begini Caranya

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), PG Jatiwangi diambil alih pengelolaannya oleh Jepang yang disebut dengan Gunseikanbu.

Saat Indonesia telah merdeka, pabrik gula di seluruh Indonesia dikelola oleh Badan Penyelenggaraan Perusahaan Gula Negara (BPPGN) yang kemudian berubah menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) dengan kesatuan sesuai wilayah.

Pada 1981 berubah kembali menjadi Perkebunan XIV atau Persero. Lalu pada 1996 dikelola oleh PT. PG Rajawali II.

Baca Juga: Bupati Majalengka Karna Sobahi Lantik 64 Kepala Desa Terpilih, Berikut Daftar Nama dan Desanya

Karena keterbatasan bahan baku yakni tebu, PG Jatiwangi harus menutup usahanya pada 1997 dan beralihfungsi menjadi pabrik kampas rem pada 2004.

Mesin-mesin besar penggiling tebu diangkut dan dipindahkan ke PG Jatitujuh, Majalengka, sebelum akhirnya diganti dengan mesin-mesin pembuat kampas rem.

Pabrik kampas rem Jatiwangi akhirnya harus berhenti juga karena beberapa hal dan meninggalkan mesin-mesin pembuat kampas di PG Jatiwangi.

Baca Juga: Ruben Onsu Berambisi Rebut Rekor Omzet di Shopee Live pada Puncak 8.8

Bahkan di gudang-gudang tempat yang dahulu digunakan sebagai penyimpanan gula, berserakan bahan-bahan pembuat kampas rem.

Itulah sebabnya, bekas pabrik gula Jatiwangi yang seharusnya terdapat mesin-mesin penggiling tebu atau mesin pembuat gula lainnya, malah terlihat mesin-mesin pembuat kampas rem.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube The Heritage

Tags

Terkini

Terpopuler