Nyi Rambut Kasih, Ratu Panyidagan Kaitannya dengan Asal-usul Kabupaten Majalengka, Ini Kisahnya!

2 Oktober 2022, 08:25 WIB
Nyi Rambut Kasih, Ratu Panyidagan Kaitannya dengan Asal-usul Kabupaten Majalengka, Ini Kisahnya! /Tangkap layar YouTube Borin Vlog

PORTAL MAJALENGKA - Kabupaten Majalengka, terletak di wilayah Jawa bagian Barat dan masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat.

Majalengka merupakan wilayah yang berbatasan dengan kabupaten Cirebon, Kuningan, Ciamis, dan Sumedang ini terkenal dengan Kota Angin.

Selain dijuluki kota angin, Majalengka juga terkenal dengan sebutannya sebagai kota seribu curug, karena di kota ini banyak menyimpan wisata air terjun.

Baca Juga: KEANEHAN Bunga Cempaka, dan Kisah Cinta Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Babadan

Dilansir dari channel YouTube Dongeng Kita, Majalengka erat kaitannya dengan sosok ratu yang disebut Nyi Rambut Kasih. Berikut kisah tentang asal-usul Majalengka menurut cerita rakyat.

Kerajaan Panyidagan, sebuah kerajaan yang ada di Majalengka kala itu. Kerjaan ini dipimpin oleh seorang yang terkenal akan kecantikannya.

Nyi Rambut Kasih atau Ratu Sindangkasih, sebutan ratu tersebut yang telah membawa rakyatnya dalam keadaan aman dan makmur.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Timnas Indonesia vs Guam Kualifikasi Piala Asia U 17, Bima Sakti: Siap Tapi Buta Kekuatan

Meskipun seorang perempuan, Nyi Rambut Kasih atau Sindangkasih memiliki ilmu kanuragan yang patut diperhitungkan.

Nyi Rambut Kasih dinilai oleh rakyatnya mampu meramal peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Bahkan karena wibawanya yang begitu kuat, para punggawa dan Senopati sekali pun tak sanggup menatap wajah sang Ratu.

Baca Juga: Update Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Mencapai 127 Korban Meninggal

Kala itu, Kerajaan Panyidagan dikenal aman dan tentram, karena rakyat bisa menjalankan aktivitas ekonominya tanpa adanya serangan dari para pencuri atau perampok.

Diketahui para Senopati yang setia mendampingi Nyi Rambut Kasih adalah Ki Gedeng Cigobang, Ki Gedeng Mardapa, dan Ki Gedeng Kulur.

Senopati-senopati tersebut kaya akan ilmu kedigdayaan yang digunakan untuk melindungi rakyat dan juga ahli dalam membuat strategi untuk kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Korban Bertambah 62, Arema FC Terancam Hukuman Berat dari PSSI atas Insiden Kerusuhan di Kanjuruhan

Suatu ketika, Sang Ratu mengundang para Hulubalang, Senopati, dan rakyat untuk memberikan sebuah pengumuman.

"Para Senopati dan rakyatku semuanya, tidak lama lagi kerajaan akan mendapat cobaan. Oleh karena itu, semua orang diharap waspada dan siap siaga menghadapi malapetaka yang akan datang" ucap sang ratu.

Nyi Rambut Kasih pun melanjutkan ucapannya "lindungilah rakyat dari bencana yang mengancam, tenangkan hati rakyat supaya mereka tentram mengerjakan tugas masing-masing dengan baik" sambil menatap para senopatinya.

Baca Juga: Kronologi Kerusuhan Suporter Pada Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Diduga Telan 60 Korban Jiwa

"Tapi kalau ada utusan dari kerajaan lain yang akan bersahabat dan bekerjasama, maka terimalah dengan baik dan ramah" sang ratu menegaskan.

Namun kemudian sang ratu berucap kepada para senopatinya dengan penuh keseriusan "sebentar lagi akan ada tamu, orang ini berbadan tegap dan cakap, tetapi ia akan menimbulkan bencana, setelah kerajaan ini terlepas dari tangan kita, rakyat akan berubah keyakinan dan kepercayaan" ucapnya.

Itulah yang disampaikan Ratu pada Senopati dan rakyatnya, agar lebih waspada terhadap siapa saja yang datang ke wilayah Panyidagan.

Baca Juga: Buntut Kerusuhan di Kanjuruhan, Laga Persib Bandung vs Persija Jakarta Terancam Ditunda

Hebatnya, para Hulubalang, Senopati, bahkan rakyat kerajaan tidak ada yang menentang. Mereka meyakini bahwa semua ucapan Ratu pasti akan terjadi di suatu hari nanti.

Ki Gedeng Cigobang, Ki Gedeng Mardapa, dan Ki Gedeng Kulur bertugas menjaga daerah perbatasan, lalu merekapun mendirikan pondok agar lebih mudah mengawasi.

Bangunan pondok ini berdiri di atas sebuah tebing yang dapat leluasa melihat siapa saja yang lewat dan memasuki daerah perbatasan.

Waktu pun berlalu cukup lama, sampai suatu ketika, saat mereka sedang asik berbincang, tiba-tiba terlihat seorang pemuda.

Baca Juga: Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya Berakhir Ricuh, PSSI Segera Bentuk Tim Investigasi Usut Kerusuhan

Pemuda tersebut kala itu sedang menyeberangi sungai menuju jalan masuk ke kerajaan Panyidagan.

Sontak saja para Senopati yang pilih tanding tersebut teringat ramalan sang ratu bahwa akan terjadi sesuatu jika pemuda itu tidak ditangkap.

"Wahai pemuda, siapa namamu dan mengapa kamu berani menyeberangi sungai ini tanpa izin dari kami?" Ucap salah satu senopati.

Namun pemuda tersebut tetap diam dan terus menyebrang sampai ke tepi sungai sambil menjauhi ketiga Senopati itu.

Baca Juga: Ketahui Diri Anda Lebih Dominan Otak Kiri Atau Kanan Melalui Link Tes Ujian Berikut

Merasa tidak mendapatkan jawaban, ketiga Senopati pun sangat marah, lalu tanpa banyak kata, meraka mengejar sang pemuda yang berlari kencang.

Tak disangka, pemuda tersebut menghilang, namun dengan kegigihan para Senopati, akhirnya mereka pun dapat mengepung sang pemuda.

Dengan kesaktian yang dimiliki sang pemuda, ia kemudian masuk dan bersembunyi di rerumputan yang tinggi sambil berdoa kepada Tuhan.

Baca Juga: Tes Kebiasaaan Makan, Cari Tau Apakah Dietmu Sudah Benar atau Sebaliknya

Lalu pemuda itu menghentakkan kakinya, dan keajaiban pun terjadi. Tanah itu terbelah dan membentuk lubang.

Tanpa menunggu lama, sang pemuda pun masuk ke dalam tanah dan secara ajaib tiba-tiba tanah yang retak itu tertutup kembali seperti sediakala.

Karena tak kunjung ditemukan, para Senopati itu pun menghentikan pencarian dan kembali ke kerajaan Panyidagan untuk melaporkan kepada Sang Ratu.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING dan Prediksi MotoGP Thailand 2022, Fabio Quartararo Bakal Juara?

Pemuda itu dikemudian hari diketahui bernama Pangeran Muhammad yang berasal dari Negeri Sinuhun Jati Cirebon.

Kedatangannya ke kerajaan Panyidagan yakni meminta buah maja yang berguna untuk mengobati rakyat Negeri Sinuhun Jati karena sedang dilanda wabah penyakit.

Namun ternyata buah Maja yang dimaksud tidak ditemukan di kerajaan Panyidagan karena disembunyikan oleh Nyi Rambut Kasih beserta kerajaannya.

Baca Juga: Ikuti Link Tes Usia Mental untuk Mengukur Usia Mental Kalian

Lalu rakyat Panyidagan pun berkata bahwa "Maja Langka" yang dalam bahasa Indonesia "langka" berarti tidak ada.

Karena kebiasaan pengucapan masyarakat, kata "Maja Langka" dipermudah menjadi "Majalengka".

Itulah kisah Nyi Rambut Kasih, Ratu Panyidagan kaitannya dengan asal-usul Kabupaten Majalengka.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Channel YouTube Dongeng Kita

Tags

Terkini

Terpopuler