PORTAL MAJALENGKA - Budi sosok penambal jalan masih semangat memikul kerikil dan tanah yang telah ia kumpulkan dari bibir sungai Cimanuk meski senja semakin menampakkan jingganya.
Sambil memikul tumpukan batu yang ia kumpulkan dalam karung dengan keringat bercucuran, senyumnya tetap tersungging dari wajah lelahnya melakukan penambal jalan.
Sampai di titik lubang jalan, kerikil dan tanah tersebut dia tumpukan ke sebuah rongga penghubung jembatan yang menganga dan penambal jalan yang berlubang.
Baca Juga: Viralnya Pohon Jati Di Kertajati, Cermin Ketimpangan Pembangunan Di Utara Dengan Selatan Majalengka
Terkadang selang dua hari sekali bahkan terkadang berselang tiga hari Ia melakukan aktifitas menambal jembatan Rentang di blok Klewih Desa Jatitujuh Kecamatan Jatitujuh dengan campuran tanah dan kerikil yang sudah dia kumpulkan.
Satu hari dia menambal jembatan tersebut, Budi hanya mendapat uang Rp50 ribu.
Itupun kalau pengguna jalan khususnya pengendara roda empat seperti Truk dan kol bak mau berempati.
Baca Juga: BLT Tidak Tepat Sasaran, Warga Desa Pakubeureum Kertajati Datangi Kantor Kepala Desa
Tak setiap hari dia mampu mengangkut tanah dan kerikil yang dia kumpulkan dari dasar sungai itu untuk menambal jembatan.
Sehari-hari, dia hanya buruh tani yang selalu bekerja jika ada pemilik lahan yang membutuhkan tenaganya.
Sesekali, ia dibantu anaknya yang masih kecil untuk sekedar meminta sumbangan dari pengendara dengan menggunakan ember yang dia gunakan untuk mengangkut tanah.
Baca Juga: Kejaksaan Negeri Majalengka Sudah Bidik Calon Tersangka Korupsi PDSMU