Pasalnya pengrajin tidak memiliki modal yang cukup untuk memenuhi permintaan pesanan dalam jumlah banyak.
Bila dibandingkan dengan usaha lainnya, usaha kerajinan bambu ini tebilang lamban. Salah satu penyebabnya persoalan permodalan, masalah ini sering menghantui para pelaku usaha anyaman bambu.
“Masalah permodalan yang menjadi kendala bagi kami untuk mengembangkan usaha ini, padahal produksi anyaman bilik bambu batik ini mulai banyak diminati pasar,” jelasnya.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Januari-Agustus Surplus 11,05 Miliar Dolar Amerika
2. Kipas Bambu atau Hihid
Untuk kipas bambu, ada beberapa daerah yang sangat terkenal, seperti desa Tarikolot, dan Nanggerang kecamatan Palasah, desa Mirat, Parungjaya, Luwikujang kecamatan Leuwimunding.
Menurut Juju, pengrajin kipas berbahan bambu asal Desa Mirat Kecmatan Leumunding ini mengaku masih kesulitan untuk mengembangkan usahanya.
Kendala utama yang dihadapi oleh mereka untuk mengembangkan usahnya adalah keterbatasan permodalan.
Baca Juga: Luhut Ditugaskan Jokowi Turunkan Jumlah Kasus Covid-19 Dalam Dua Pekan
“Untuk pasar kami tidak bingung sebab jumlah pesanan memang terus meningkat, sayangnya kami tidak selalu bisa memenuhi permintaan pesanan karena keterbatasan modal,” ujarnya.