PORTAL MAJALENGKA - Sejumlah umat muslim diseluruh negara di belahan dunia termasuk Indonesia sudah biasa memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada hari Kamis, 28 September 2023.
Membahas tentang maulid ini, banyak dari kita yang masih sering bingung dengan istilah maulid, maulid atau milad. Manakah dari ketiga istilah tersebut yang benat untuk dipakai.
Baca Juga: Jelang Pertandingan Bulutangkis Asian Games 2022, Rian Ardianto Keluhkan Lampu Binjiang Gymnasium
Kalau mengutip jawaban dari KH. Said Aqil Siroj dalam NU Online penggunaan istilah Maulid atau maulud dua-duanya diperbolehkan dan benar.
“Dua-duanya benar,” tegas Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW di halaman gedung PBNU, Jakarta, Sabtu malam tanggal 3 Desember 2016.
Ketiga istilah tersebut menurut arti yang hakiki adalah berangkat dari asal walada (wawu, lam dan dal). Dari tiga huruf inilah nantinya akan menghasilkan kata maulid, maulud dan milad.
1. Maulid
Kata maulid sendiri merupakan bentuk dari mashdar mim dari fi’il madli walada yang berarti kelahiran.
Kata maulud merupakan bentuk isim maf’ul dari fi’il madli walada yang berarti sesuatu yang dilahirkan.
2. Milad
Dalam kamus-kamus arab seperti Mu’jam Al-Lughoh Al-‘Arobiyyah Al-Mu’ashiroh menyebutkan bahwa kata milad memiliki arti waktu kelahiran seseorang.
Baca Juga: STRATEGI KAMPANYE PKI Untuk Meraih Hati Masyarakat Menjelang Pemilu 1955
Kata milad merupakan bentuk isim mashdar dari fi’il madli yang sama. Jadi kata Maulid memiliki arti waktu kelahiran atau tempat kelahiran.
3. Maulud
Kata maulud memiliki arti bayi atau seseorang yang dilahirkan. Maka penggunaan kata Maulud untuk memperingati hari lahir Rasulullah ﷺ sudah bergeser dari makna aslinya.
Kata ini juga sangat populer dilingkungan masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan etnis Jawa. Mereka menggunakan istilah bulan Mulud sebagai pengganti kata bulan Rabi’ul Awwal atau biasa disebut bulan Mulud.
Saat ini, baik di masyarakat Indonesia khususnya maupun di negara-negara yang mayoritas Islam menggunakan kata Maulid untuk pengertian yang menunjukkan arti hari lahir Rasulullah SAW. Dalam hal ini sudah tepat dan tidak bertentangan secara bahasa.
Seiring waktu akhir-akhir ini kata Maulid juga telah mengalami perluasan makna. Kegiatan pembacaan sejarah Nabi Muhammad SAW yang diiringi qashidah berisi sholawat dan pujian untuk sang baginda Nabi kemudian di sela-sela itu ada Mahallul Qiyam umumnya dikenal dengan istilah Maulidan.
Demikian itulah perbedaan 3 istilah Maulid dan pemaknaannya secara bahasa.***