Era Saka atau penanggalan Saka dimulai sejak tahun 78 Masehi jauh sebelum adanya kalender Hijriyah dalam Islam.
Selama 39 tahun Prabu Siliwangi menduduki takhta kerajaan Pajajaran, dalam kepemimpinannya Prabu Siliwangi mampu membuat makmur dan tentram rakyatnya.
Hingga sampai akhir masa sepuh Prabu Siliwangi, takhta kerajaan diserahkan kepada putranya yaitu Prabu Sura Wisesa.
Prabu Siliwangi diceritakan dalam beberapa naskah sejarah, ia melakukan Mukso atau Ngahiyang, menghilang tanpa Karana.
Nama asli dari Prabu Siliwangi adalah Prabu Jaya Dewata, adapun gelar Siliwangi diberikan rakyatnya kepada Raja Pajajaran yang dikenal adil dan bijaksana.
Selain gelar Prabu Siliwangi, Jaya Dewata juga memiliki gelar lainnya, yaitu seperti:
1. Sri Baduga Maharaja,
2. Sri sang ratu Dewata
3. Sang pemanah rasa
4. Satu gelar yang istimewa sangat melekat dengan Jaya Dewata dikenal dengan nama Prabu Siliwangi.
Pemberian gelar nama Siliwangi dikarenakan pengaruh kesaktian dan wibawa yang sangat tinggi dimiliki sang prabu.
Sehingga setiap rakyat pada saat itu segan apabila memanggil nama raja yang mereka hormati dengan nama aslinya.
Gelar Siliwangi diberikan karena beliau dianggap sebagai raja pewaris kerajaan Sunda Galuh atau kerajaan Pajajaran, Begitu pun dengan raja sebelum Prabu Jaya Dewata juga mendapatkan gelar yang sama yaitu Siliwangi.